Selasa, 23/04/2024 21:10 WIB

Tutup Pelatihan Agribisnis Smart Farming, Kementan Ajak Petani Milenial Ubah Mindset Bertani

Pertanian harus menjadi sarana mencari duit sebanyak-banyaknya melalui bisnis (Agribisnis).

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPPSDMP) Kementerian Pertanian (Kementan), Dedi Nursyamsi didampingi Kepala Pusat Pendidikan Pertanian, Idha Widi Arsanti memberikan keterangan pers usai menutup pelatihan Pelatihan Agribisnis Smart Farming di Ciawi, Kabupaten Bogor, Sabtu (26/2).

Ciawi, Jurnas.com - Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPPSDMP) Kementerian Pertanian (Kementan), Dedi Nursyamsi secara resmi menutup pelatihan Agribisnis Smart Farming di Komplek Surya PPMKP Ciawi, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Sabtu (26/2).

Pada kesempatan tersebut, Dedi mengajak para petani mengubah pola pikir (mindset) dari pertanian yang hanya untuk memenuhi kebutuhan sendiri menjadi sarana mencari duit sebanyak-banyaknya melalui bisnis (agribisnis).

"Saya titip mindset kalian ubah bahwa pertanian itu bukan hanya untuk memenuhi kebutuhan sendiri tapi untuk mencari duit sebanyak-banyaknya. Kami akan mendampingi kalian agar menjadi wirausaha yang handal, profesional, berdaya saing, dan berjiwa enterpreunersip tinggi," kata Dedi.

Dedi menitipkan dua hal untuk menjadi wirausaha yang handal, profesional, berdaya saing, dan berjiwa enterpreunersip tinggi. Pertama, harus mempunyai tekad, niat, dan komitmen yang kuat untuk membangun bisnis pertanian.

"Ingat segala sesuatu itu tergantung niat, komitmen dan tekad. Itu yang kalian harus miliki. Jangan mudah menyerah kalau produksi kalian terserang hama. Jangan juga mudah menyerah kalau harga anjlok," kata Dedi.

Kedua, Dedi juga menitipkan peluru yang harus dimanfaatkan petani milenial untuk menggenjot produktivitas dan produksi pertanian, yakni Kredit Usaha Rakyat (KUR). "KUR itu ibarat bensin untuk aktivitas bisnis kita. Karana itu, Kementan menyiapkan anggaran KUR untuk kalian," kata Dedi.

Selanjutnya dikatakan Dedi bahwa KUR aja tidak cukup. Petani milenial juga harus mempunyai keahlian, keterampilan, dan kapasitas, di antaranya adalah Smart Farming.

"Smart Farming itulah yang akan mendongkrak produktivitas, kualitas, menekan biaya produksi, dan menjamin kontinuitas produk-produk kita. Jadi, Smarf Farming itu adalah peluru kedua yang harus kalian manfaatkan," pungkasnya.

Sementara itu, Kepala Pusat Pendidikan Pertanian, Idha Widi Arsanti menjelaskan, tujuan dari Pelatihan Agribisnis Smart Farming ini adalah untuk mencetak pengusaha pertanian milenial di bidang smart farming yang mampu akses pembiayaan melalui KUR, menerapkan Teknologi Smart Farming, serta membentuk kemitraan usaha Agribisnis.

Kegiatan Pelatihan Agribisnis Smart Farming dilaksanakan dari 19-27 Februari 2022 dengan jumlah peserta pelatihan sebanyak 40 peserta. Peserta pelatihan merupakan Penerima Manfaat Program Yess dari emPat Provinsi, yakni Jawa Barat, Jawa Timur, Kalimantan Selatan, dan Sulawesi Selatan dan 15 Kabupaten.

Sebaran peserta dari 15 Kabupaten tersebut adalah Cianjur 2 orang, Sukabumi 3 orang, Tasikmalaya 3 orang, Subang 3 orang; Malang 4 org, Pasuruan 2 orang, Pacitan 2 orang, Tulung Agung 2 orang, Banjar 3 orang, Tanah Laut 5 orang, Tanah Bumbu 2 orang, Maros 2 orang, Bone 2 orang, Bantaeng 3 orang, dan Bulukumba 2 orang.

"Pemateri pada pelatihan merupakan yang ahli bidannya, yaitu dari akademisi yang berasal dari, Widyaiswara, Akademisi dari IPB, PEPI, Perbankan (BRI), Asosiasi (PERAGI, DPM/DPA dan praktisi bidang pertanian," jelasnya.

Ia menyampaikan, capaian yang menjadi komitmen pelaksanaan pelatihan Agribisnis Smart Farming Program YESS, yaitu pesrta pelatihan yang telah mendapatkan persetujuan KUR dari BRI sejumlah 32 orang.

"Selanjutnya, penandatangan Contract Farming antara peserta dengan offtaker sebanyak empat orang, dan serta siap menerapkan Teknologi Smart Farming sebanyak 14 orang," paparnya.

KEYWORD :

BPPSDMP Dedi Nursyamsi Smart Farming Kredit Usaha Rakyat Idha Widi Arsanti




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :