Jum'at, 19/04/2024 22:40 WIB

Omicron Bahaya pada Anak, Ini Peran Orang Tua yang Harus Diketahui

Sedangkan untuk anak usia 12 sampai 17 tahun tercatat 91,73 persen dan dosis yang kedua adalah 72,7 persen.

Vaksinasi Covid-19 pada anak usia 6-11 tahun (Foto: Ist)

JAKARTA, Jurnas.com - Direktur Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat Kemenkes, Erna Mulati menjelaskan sebagai orang tua penting untuk menjaga kesehatan si kecil di masa pandemi ini lantaran anak merupakan aset berharga suatu bangsa.

 

"Upaya pencegahan COVID-19 pada anak dilakukan melalui vaksinasi," kata Erna pada webinar "Bahaya Covid-19 Omicron Pada Balita & Anak, Bagaimana Solusinya?", Selasa (22/2).

Tercatat, jumlah vaksinasi yang dilakukan anak usia 6 sampai 11 tahun mencapai 65,6 persen untuk yang pertama, 25,85 persen untuk dosis yang kedua. Sedangkan untuk anak usia 12 sampai 17 tahun tercatat 91,73 persen dan dosis yang kedua adalah 72,7 persen.

Menurut Erna, angka tersebut menunjukkan bahwa kelancaran kesehatan masih membutuhkan hubungan antarsektor dan berbagai pihak demi meningkatkan capaian.

"Berdasarkan data orang yang terinfeksi COVID-19 pada periode 21 Januari 2022 sampai 6 Februari 2022 sekitar 69 persen belum melakukan vaksinasi. Adanya strategi percepatan vaksinasi yang terdiri dari kerjasama dari berbagai lintas Kementerian komunitas sektor dan juga berbagai pihak yang mempunyai komitmen tinggi dalam upaya meningkatkan cakupan vaksinasi," tukas Erna.

Di saat yang sama, Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia, Piprim Basarah Yanuarso juga mengatakan, berdasarkan data internal IDAI kini sedang terjadi peningkatan kasus infeksi COVID-19 Omicron pada anak, terutama di wilayah luar jawa.

"Memang sedang prihatin kasus COVID-19, khususnya yang varian Omicron. Berdasarkan survei IDAI internal dari 70 kasus di awal Januari hingga 14 Februari sudah naik 350 kali lipat. Ini sudah melewati puncak dari gelombang yang pernah kita capai di Juli 2021, jadi kalau dari data kasus anak-anak itu sudah lewat dan percepatannya sangat cepat," tutur Piprim.

Selain itu, Pimprim juga mengimbau para orang tua untuk tidak panik saat anak terinfeksi COVID-19, namun juga tidak boleh menganggap remeh lantaran masih ada risiko masalah kesehatan yang fatal.

"Ada beberapa kasus laporan pada dokter anak yang menerima kasus Multisystem Inflammatory Syndrome in Children (MIS-C) bisa menyebabkan gagal jantung dan diabetes melitus, juga bisa merusak organ-organ lain. Dengan demikian yang perlu dilakukan upaya mencegah agar anak tidak terpapar dengan COVID-19 varian apapun," kata Piprim.

"Potensi untuk anak mengalami (MIS-C) beberapa waktu kemudian setelah covid selesai ini masih mengancam anak-anak kita. Jadi hati-hati terhadap potensi long covid atau MISC yang bisa menimpa bahkan ketika swabnya sudah negative," sambung Piprim.

 

Untuk menjaga imunitas si kecil,Head of Medical Affairs & CME Darya-Varia Laboratoria, Sherly Indriani  menyarankan para orang tua untuk memberikan asupan vitamin C dan juga Zinc.

Seiring dengan meningkatnya angka COVID-19 di Indonesia yang juga menginfeksi anak-anak. Salah satu tatalaksana penanganan COVID-19 pada anak-anak itu adalah memberikan vitamin C dan Zinc.

"Kami di PT Darya-Varia mempunyai produk dengan komposisi tersebut yang kami namakan Imunped di mana ada dua kesediaan, yaitu drops untuk anak 1-2 tahun dosisnya 1 ml per hari dan sirup untuk anak 2-6 tahun dosisnya 2,5 ml per hari dan sirup untuk anak 7-12 tahun dosisnya 5 ml per hari," ujar  Sherly.

Indikasi dari pemberian Imunped ini sebagai suplemen tambahan untuk anak-anak. Seperti diketahui bahwa Zinc dan vitamin C baik sekali untuk meningkatkan daya tahan tubuh anak terutama di masa pandemi.

Untuk diketahui, webinar kesehatan: "Bahaya Covid-19 Omicron pada Balita & Anak, Bagaimana Solusinya?” Ini diselenggarakan oleh HerStory Indonesia dan dikelola oleh Quadrant 1 Komunika yang merupakan salah satu grup bisnis Warta Ekonomi.

KEYWORD :

Varian Omicron Pandemi COVID-19




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :