Sabtu, 20/04/2024 22:18 WIB

Negara Afrika Pertama yang Terima Teknologi Vaksin mRNA

Proyek transfer teknologi bertujuan untuk membantu negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah memproduksi vaksin mRNA dalam skala dan sesuai dengan standar internasional.

Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (Dirjen WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus (Foto: AFP)

CAPE TOWN, Jurnas.com - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan, enam negara Afrika, yakni Mesir, Kenya, Nigeria, Senegal, Afrika Selatan, dan Tunisia  akan menjadi yang pertama di benua itu untuk menerima teknologi yang dibutuhkan untuk memproduksi vaksin mRNA.

Proyek transfer teknologi, yang diluncurkan tahun lalu di Cape Town, bertujuan untuk membantu negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah memproduksi vaksin mRNA dalam skala dan sesuai dengan standar internasional.

Jenis mRNA ini adalah teknologi canggih yang digunakan oleh perusahaan seperti Pfizer-BioNTech dan Moderna untuk vaksin Covid-19.

WHO mendirikan pusat transfer teknologi mRNA globalnya setelah penimbunan vaksin negara kaya dan perusahaan yang memprioritaskan penjualan kepada pemerintah yang dapat membayar harga tertinggi. Hal ini membuat negara berpenghasilan rendah dan menengah ke kesulitan mendaptkan vaksin COVID-19.

Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan pandemi COVID-19 telah menunjukkan lebih dari peristiwa lain bagaimana ketergantungan pada beberapa perusahaan untuk memasok barang publik global membatasi dan berbahaya.

"Dalam jangka menengah hingga panjang, cara terbaik untuk mengatasi kedaruratan kesehatan dan mencapai cakupan kesehatan universal adalah dengan meningkatkan kapasitas semua daerah secara signifikan untuk memproduksi produk kesehatan yang mereka butuhkan," katanya dalam sebuah pernyataan.

Presiden Afrika Selata,n Cyril Ramaphosa mendesak skema distribusi vaksin global COVAX dan aliansi vaksin GAVI untuk membeli vaksin dari pusat manufaktur lokal.

"Kurangnya pasar untuk vaksin yang diproduksi di Afrika adalah sesuatu yang harus menjadi perhatian kita semua," kata Ramaphosa pada konferensi pers di sela pertemuan puncak Uni Eropa-Uni Afrika di Brussels.

"Organisasi seperti COVAX dan GAVI perlu berkomitmen untuk membeli vaksin dari produsen lokal daripada keluar dari hub yang telah disiapkan," sambungnya.

Pada Juni lalu, WHO memilih konsorsium perusahaan Afrika Selatan untuk menjalankan hub mRNA globalnya, dengan Afrigen Biologics kemudian menggunakan urutan vaksin Moderna yang tersedia untuk umum untuk menghasilkan versinya sendiri dari suntikan COVID perusahaan AS.

Penerima pertama dari transfer teknologi adalah mitra konsorsium dan sebagian produsen vaksin Afrika Selatan milik negara, Biovac, yang akan memproduksi vaksin secara massal setelah melewati rintangan keamanan dan peraturan yang diperlukan. 

WHO mengatakan, pusat mRNA di Afrika Selatan memiliki pendekatan global, tidak hanya melayani Afrika tetapi juga dunia. Hingga saat ini, lebih dari 20 negara telah meminta akses ke transfer teknologi hub.

KEYWORD :

Negara Afrika Organisasi Kesehatan Dunia vaksin mRNA Tedros Adhanom Ghebreyesus




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :