Sabtu, 20/04/2024 05:56 WIB

Hizbullah Lebanon Sebut Bahrain Berkhianat

Kunjungan Perdana Menteri Israel, Naftali Bennett baru-baru ini ke Manama sebagai tindakan pengkhianatan yang dilakukan oleh para pemimpin Bahrain.

Wakil Sekretaris Jenderal Gerakan Perlawanan Lebanon, Sheikh Naim Qassem. (Foto: Reuters)

TEHRAN, Jurnas.com - Wakil Sekretaris Jenderal Hizbullah Lebanon, Sheikh Naim Qassem mengatakan, Bahrain telah melakukan kejahatan histori dengan menormalkan hubungan dengan rezim Israel.

Sheikh Qassem menggambarkan kunjungan Perdana Menteri Israel, Naftali Bennett baru-baru ini ke Manama sebagai tindakan pengkhianatan yang dilakukan oleh para pemimpin Bahrain.

"Jika mereka berpikir normalisasi akan melindungi mereka dari (akibat melalaikan) tanggung jawab mereka terhadap rakyat mereka dan terhadap hak-hak yang disia-siakan, mereka salah," katanya saat berbicara di Beirut, dikutip dari Tasnim News Agency, Kamis (17/2).

"Jika mereka berpikir bahwa Israel akan menawarkan sesuatu kepada mereka, mereka salah," sambungnya.

Ia menunjuk pendudukan rezim Tel Aviv di wilayah Palestina dan mendatangkan malapetaka di sana, dan mengatakan Israel berusaha untuk memiliki semua tanah dengan membunuh dan menangkap warga Palestina.

"Bahrain telah melakukan kejahatan historis dengan normalisasi," kata Sheikh Qassem, menambahkan bahwa para pemimpin rezim Manama dan semua negara Teluk Persia yang telah menormalkan atau ingin menormalkan hubungan dengan Tel Aviv akan "segera" menemukan bahwa mereka telah kehilangan segalanya, termasuk kepercayaan dari masyarakat mereka serta hati nurani mereka.

Di tempat lain dalam sambutannya, pejabat Hizbullah menekankan bahwa negara-negara terhormat dan bebas serta perlawanan pada akhirnya akan muncul sebagai pemenang dalam konfrontasi dengan rezim Israel.

Bennett tiba di Manama pada Senin dalam kunjungan tingkat tertinggi sejak kedua belah pihak menormalkan hubungan mereka di bawah kesepakatan yang ditengahi Amerika Serikat (AS) tahun 2020.

Bahrain, bersama dengan Uni Emirat Arab, menandatangani pakta perdamaian dengan rezim Tel Aviv dalam sebuah upacara yang diselenggarakan oleh mantan presiden AS Donald Trump di Gedung Putih pada September 2020.

Sudan dan Maroko mengikutinya di akhir tahun dan menandatangani kesepakatan normalisasi serupa yang ditengahi AS dengan rezim pendudukan.

Palestina mengecam kesepakatan itu sebagai "tikaman dari belakang" yang berbahaya dan pengkhianatan terhadap tujuan mereka terhadap pendudukan Israel selama beberapa dekade di wilayah Palestina.

Kunjungan dua hari Bennett ke Manama, yang bertepatan dengan peringatan 11 tahun pemberontakan 14 Februari melawan rezim Bahrain yang pro-Israel dan Al Khalifa, memicu protes massal di kerajaan tersebut.

KEYWORD :

Hizbullah Lebanon Baharain Sheikh Naim Qassem Israel Naftali Bennett




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :