Jum'at, 26/04/2024 06:15 WIB

Yaman Hadapi Lebih Banyak Pemotongan Anggaran Kemanusiaan

Pada akhir Januari hampir dua pertiga dari program bantuan utama PBB telah dikurangi atau ditutup.

Rencana Tanggap Kemanusiaan PBB tahun 2021 hanya menerima 58 persen dari dana yang diminta dari para donor, menurut data PBB. (Berkas/AFP)

DUBAI, Jurnas.com - Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengingatkan, Yaman akan menghadapi lebih banyak pemotongan bantuan kemanusiaan dalam beberapa bulan mendatang karena kekurangan dana.

Kepala Urusan Kemanusiaan PBB, Martin Griffith mengatakan kepada Dewan Keamanan PBB pada Selasa (15/2) bahwa pada akhir Januari hampir dua pertiga dari program bantuan utama PBB telah dikurangi atau ditutup.

"Operasi kemanusiaan akan mulai melakukan jauh lebih sedikit," kata Griffiths. "Lembaga bantuan dengan cepat kehabisan uang, memaksa mereka untuk memangkas program penyelamatan jiwa."

Menurut data PBB, Rencana Tanggap Kemanusiaan PBB tahun 2021 hanya menerima 58 persen dari dana yang diminta dari para donotur.

Tuntutan bersaing pada donor dan kekhawatiran tentang hambatan bantuan di Yaman  berkontribusi pada kekurangan, meskipun beberapa donor meningkatkan dana pertengahan 2021 ketika peringatan kelaparan meningkat.

Perang hampir tujuh tahun antara kelompok Houthi Yaman yang bersekutu dengan Iran dan koalisi yang dipimpin Saudi, dan keruntuhan ekonomi berikutnya, telah membuat 80 persen penduduk Yaman bergantung pada bantuan.

Program Pangan Dunia sejak Januari telah mengurangi jatah untuk 8 juta dari 13 juta orang yang diberi makan sebulan, dan Griffiths mengatakan jatah dapat dipotong lebih jauh dari Maret, atau dihentikan.

Upaya gencatan senjata terhenti karena pihak-pihak yang bertikai meningkatkan operasi militer dan menolak kompromi. Houthi menginginkan blokade koalisi di daerah-daerah yang dikuasai kelompok itu dicabut sebelum pembicaraan gencatan senjata, sementara Riyadh menginginkan kesepakatan simultan.

Utusan PBB untuk Yaman Hans Grundberg mengatakan pada pengarahan  Selasa bahwa ia terus mendorong de-eskalasi sambil memulai konsultasi minggu depan dengan beberapa pemangku kepentingan Yaman.

"Kepercayaan rendah dan mengakhiri perang ini akan membutuhkan kompromi yang tidak nyaman yang saat ini tidak ingin dilakukan oleh pihak yang bertikai," kata Grundberg.

Aliansi yang dipimpin Saudi melakukan intervensi di Yaman pada Maret 2015 setelah Houthi menggulingkan pemerintah dari ibu kota, Sanaa, dalam konflik di mana beberapa faksi Yaman bersaing memperebutkan kekuasaan.

KEYWORD :

Yaman Bantuan Kemanusiaan




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :