Kamis, 25/04/2024 19:07 WIB

Kementan Optimalkan Potensi Lahan Rawa Dongkrak Beras Nasional

Potensi lahan rawa di Indonesia cukup besar baik melalui peningkatan produktivitasnya maupun indeks pertanaman (IP).

Salah satu contoh pemanfaatan lahan rawa di kalimantan (Foto: Rezki/Kementan)

JAKARTA, Jurnas.com - Kementerian Pertanian (Kementan) terus mengoptimalkan lahan rawa menjadi pertanian produktif guna mendongkrak produksi pangan khususnya beras nasional.

Lahan rawa lebak memiliki prospek menjadi lahan pertanian yang produktif karena tipe gambutnya dangkal sehingga mudah untuk dibuat sawah dan ditanami tanaman pangan, salah satunya lahan rawa di Provinsi Sumatera Selatan sebagai daerah penghasil beras nasional.

Direktur Jenderal Tanaman Pangan, Kementerian Pertanian (Kementan), Suwandi menjelaskan potensi lahan rawa di Indonesia cukup besar baik melalui peningkatan produktivitasnya maupun indeks pertanaman (IP).

Ia berharap lahan rawa dapat menjadi pendamping utama dalam pemanfaatan budidaya padi, sehingga sangat besar harapan pemerintah terhadap lahan rawa terutama pada daerah-daerah yang memang berpotensi, seperti di Provinsi Sumatera Selatan

"Kementan sendiri telah menyiapkan varietas padi tahan genangan. Pengembangan varietas padi yang tahan genangan, dapat melalui peningkatan riset dan pemuliaan tanaman, pelayanan pelepasan varietas, optimalisasi lahan rawa melalui penggunaan benih padi varietas unggul dan tangguh yang sesuai untuk ditanam di genangan," kata Suwandi di Jakarta, Rabu (16/2).

Kementan juga memiliki kebijakan dan program pemanfaatan varietas padi tahan genangan melalui kegiatan Pengembangan Petani Produsen Benih Tanaman Pangan (P3BTP) guna mempermudah akses memperoleh benih varietas unggul di setiap daerah.

Suwandi mengatakan, tersedianya benih unggul dengan mudah di tingkat petani merupakan komitmen Kementan sebagai upaya nyata peningkatan produksi beras.

"Arahan Bapak Menteri tahun 2022 ini harus mengoptimalkan potensi alam khususnya sumberdaya pertanian dengan teknologi modern. Sebab tahun ini, pertanian dihadapkan tantangan besar yakni perubahan iklim ekstrim dan pandemi COVID-19," terangnya.

Peneliti Bala Besar Penelitian Padi, Badan Litbang Kementan, Indrastuti Apri Rumanti mengatakan tanaman padi bisa mengalami empat tipe terjadinya cekaman tergenang dan terendam di lahan rawa.

Pertama, cekaman terendam fase perkecambahan pada sistem budidaya tabela. Kedua, cekaman terendam pendek (1-2 minggu) fase vegetatif. Ketiga, cekaman tergenang stagnan 20-5- cm selama 1-2 bulan. Ketiga, cekaman tergenang stagnan 20-50 cm selama 1-2 bulan. Keempat, cekaman tergenang air dalam jangka panjang.

"Selain itu, ada permasalahan ekosistem di lahan rawa, yakni rendaman, keracunan Fe, pirit, pH rendah, tikus, WBC, blast dan tungro. Ini yang benar-benar menjadi perhatian dalam optimalisasi lahan rawa," jelasnya.

Sebagai informasi, berdasarkan data Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Sumatera Selatan, jumlah luas lahan baku sawah Provinsi Sumsel seluas 470.602 hektare yang didominasi lahan Pasang Surut seluas 212.426 hektare.

KEYWORD :

Kementan Lahan Rawa Sumatera Selatan beras nasional




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :