Jum'at, 26/04/2024 06:47 WIB

Inovasi Teknologi Tingkatkan Produktivitas Pertanian Humbang Hasundutan

Dengan kurikulum terintegrasi, para petani maupun penyuluh digembleng melalui beragam kompetensi keilmuan pertanian.

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM (BPPSDMP) Kementerian Pertanian (Kementan), Dedi Nursyamsi pada acara Inagurasi Young Farm Leaders Training Program in Japang, Minggu 21 November 2021 (Foto: Ist)

SUMATERA UTARA, Jurnas.com - Kementerian Pertanian (Kementan) gencar menyampaikan pentingnya penggunaan inovasi serta menerapkan teknologi dalam dunia pertanian untuk mengenjot produksi dan produktivitas.

Penerapan inovasi teknologi Kementan melalui banyak program. Salah satunya, yakni Sekolah Lapang Integrated Participatory Development and Management of Irrigation Program (IPDMIP) di daerah irigasi.

Dengan kurikulum terintegrasi, para petani maupun penyuluh digembleng melalui beragam kompetensi keilmuan pertanian.

Salah satu daerah Irigasi Sirugi-rugi, Desa Parsingguran 1, Kecamatan Pollung, Kabupaten Humbang Hasundutan, Sumatera Utara sudah terbukti meningkatkan produksi dengan menerapkan inovasi dan teknologi  Sekolah Lapang Daerah Irigasi.

Staf Lapangan IPDMIP, Rotua Nainggolan mengatakan, Sekolah Lapang sudah terbukti membuahkan hasil. "Buktinya adalah hasil panen petani membaik, hasilnya terlihat dan produktivitas meningkat," ujar Rotua, Selasa (11/2).

Rotua menjelaskan, Sekolah Lapang Daerah Irigasi mendorong budidaya tanaman padi sawah lebih baik, terutama dalam hal tingkat produktivitas hasil panen.

"Karena dengan teknologi, kita dapat produksi gabah atau hasil panen yang tinggi. Maka dari itu, Sekolah Lapang yang mulai dilaksanakan di sini berdampak positif," lanjut dia.

Adapun peserta yang mengikuti sekolah lapang ini sebanyak 20 orang dan merupakan anggota kelompok tani Bersama. Tanaman padi sawah yang diusahakan 0,5 hektare, menggunakan variatas padi sawah lokal unggul (varietas Sibandung).

"Penanaman padi sawah di lakukan dengan sistem jajar legowo 4:1. Dengan jarak tanam 20 cm x 20 cm x 40 cm," jelas Rotua.

Terpisah, Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo mengatakan, program IPDMIP sangat bermanfaat bagi kepentingan masyarakat pedesaan. Khususnya untuk mendukung petani mencapai ketahanan pangan.

"Lewat IPDMIP ini, pendapatan petani harus terus naik sehingga kesejahteraan petani juga meningkat. Pertanian adalah emas 100 karat," ujar mantan gubernur dua periode Sulawesi Selatan itu.

Ia menyampaikan, jika produktivitas meningkat, pendapatan petani juga meningkat. "Kemampuan sumber daya manusia juga harus kita tingkatkan agar mereka bisa mengelola pertanian dengan baik," ungkapnya.

Sementara itu, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi, menegaskan, IPDMIP menjadi salah satu cara untuk meningkatkan produktivitas pertanian, khususnya di daerah irigasi.

"IPDMIP harus berperan mendorong proses transformasi dari sistem pertanian tradisional menjadi modern. Untuk itu, SDM-nya harus digarap lebih dahulu. Mereka adalah petani, penyuluh, petani milenial melalui pelatihan," kata Dedi.

Sistem pertanian tradisional, katanya, dicirikan oleh produktivitas yang rendah, penggunaan varietas lokal, dikerjakan secara manual atau dengan bantuan tenaga ternak. Sistem pertanian ini belum memanfaatkan mekanisasi pertanian serta teknologi informasi dan komunikasi (TIK).

"Pertanian modern dicirikan masifnya varietas berdaya hasil tinggi, menerapkan mekanisasi dan pemanfaatan teknologi era industri 4.0," pungkas Dedi.

KEYWORD :

Sekolah Lapang Inovasi Teknologi Kementerian Pertanian Dedi Nursyamsi




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :