Jum'at, 19/04/2024 15:10 WIB

BRIN: Baru 10 Persen Kekayaan Hayati Indonesia Terungkap

Peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) yang berkolaborasi dengan peneliti luar negeri, berhasil menemukan 88 spesies baru untuk data biodiversitas Indonesia.

Ilustrasi spesies baru (Foto: Ist)

Jakarta, Jurnas.com - Peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) yang berkolaborasi dengan peneliti luar negeri, berhasil menemukan 88 spesies baru untuk data biodiversitas Indonesia.

Dari keseluruhan penemuan tersebut, hampir sebagian besar spesies baru yang ditemukan merupakan endemik flora dan fauna dari lokasi penemuannya.

Hanya lima spesies berasal dari spesimen yang sampelnya diambil dari luar pulau Indonesia, yaitu Papua Nugini, sisanya mayoritas dari Pulau Sulawesi. Selanjutnya spesimen lain berasal dari Sumatera, Jawa, Kalimantan, Bali dan beberapa pulau Indonesia lainnya.

Dari 75 spesies fauna baru yang berhasil diidentifikasikan, 68 persen fauna endemik dari Sulawesi. Kelompok fauna ini yaitu jenis baru kumbang, celurut, ular, cacing, udang dan ikan. Sedangnya 32 persen sisanya berasal dari kelompok coleoptera, cicak, kadal, katak, kecoa, burung, ikan, isopoda,dan krustasea yang ditemukan di beberapa tempat di Indonesia dan Papua Nugini.

Sementara itu dari 13 spesies flora yang ditemukan 54 persen dari Sulawesi. Jenis flora yang ditemukan antara lain begonia, jahe-jahean, anggrek, Cyrtandra, Bulbophyllum, Artocarpus. Sedangkan sisanya ditemukan di Pulau Sumatera, Jawa Barat dan Filipina.

Kepala Organisasi Riset Ilmu Pengetahuan Hayati (OR-IPH) BRIN, Iman Hidayat mengatakan bahwa Indonesia merupakan negara dengan kekayaan biodiversitas terbesar di dunia yang meliputi kekayaan hayati darat dan laut. Namun, jumlah yang berhasil diungkap dan terekam saat ini masih minim.

"Beberapa peneliti memperkirakan jumlah keanekaragaman hayati yang sudah ditemukan saat ini baru sekitar 10 persen dari total potensi keanekaragaman hayati yang ada," ujarnya.

Sejak BRIN terbentuk, salah satu program prioritas BRIN adalah upaya pengungkapan dan pemanfaatan biodiversitas. OR-IPH BRIN sebagai koordinator program riset nasional saat ini memiliki dua kegiatan penting yaitu rumah program terkait pengungkapan dan pemanfaatan biodiversitas nusantara serta konservasi tumbuhan terancam punah.

Iman menjelaskan beberapa upaya konservasi keanekaragaman hayati BRIN yang dilakukan meliputi penyimpanan data whole genome sequence dan partial DNA/protein sequence Kehati; pengungkapan ancaman dan dampak perubahan global terhadap status ekosistem dan biodiversitas nusantara; rehabilitasi dan peningkatan populasi spesies terancam punah; eksplorasi dan konservasi secara ex situ serta ekologi dan restorasi spesies.

Anang S. Achmadi selaku Kepala Pusat Riset Biologi menerangkan keberhasilan peneliti BRIN dalam mengungkap spesies baru Indonesia ibarat menemukan harta karun di bumi pertiwi.

"Proses penelitian itu panjang, dimulai dari eksplorasi, studi koleksi museum hingga penggunaan teknologi untuk proses identifikasi. Perjalanan penelitian tidak serta merta berhenti setelah menemukan spesies baru, akan muncul banyak penelitian lanjutan yang dapat dilakukan terhadap penemuan spesies baru tersebut. Seperti kandungan zat aktif apa yang terdapat pada spesies ini, atau menjadi indikator lingkungan perubahan lingkungan," ungkap Anang.

KEYWORD :

Spesies Baru Keanekaragaman Hayati Badan Riset dan Inovasi Nasional




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :