Kamis, 25/04/2024 23:19 WIB

Kesetaraan Vaksin Disebut Jadi Kunci Akhiri Pandemi COVID-19

Lebih dari setengah populasi dunia telah menerima kedua dosis vaksin COVID-19, tetapi hanya 7 persen dari populasi telah sepenuhnya divaksinasi di Afrika.

File foto vaksin Pfizer-BioNTech COVID-19 di Yunani pada 16 November 2021. (Foto: Reuters/Alexandros Avramidis)

DAVOS, Jurnas.com - Kesetaraan vaksin adalah cara terbaik untuk keluar dari fase pandemi saat ini dari epidemi virus corona (COVID-19). Demikian kata pakar kesehatan masyarakat top dunia dalam sebuah panel di Davos, Selasa (18/1).

Direktur Darurat Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Mike Ryan mengatakan, lebih dari setengah populasi dunia telah menerima kedua dosis vaksin COVID-19, tetapi hanya 7 persen dari populasi telah sepenuhnya divaksinasi di Afrika.

"Masalahnya adalah kita meninggalkan sebagian besar dunia di belakang ... Tetapi vaksin benar-benar penting. Tidak ada jalan keluar dari pandemi saat ini tanpa vaksin sebagai pilar strategis utama," ujarnya pada konferensi Agenda Davos virtual Forum Ekonomi Dunia, dikutip dari Reuters. 

Penemuan varian Omicron di Afrika bagian selatan telah meningkatkan klaim bahwa tingkat inokulasi rendah dapat mendorong mutasi virus, yang kemudian dapat menyebar ke negara-negara di mana tingkat inokulasi jauh lebih tinggi.

Direktur Pusat Pengendalian Penyakit Afrika, John Nkengasong mengatakan tidak dapat diterima bahwa Afrika tertinggal jauh di belakang negara-negara lain dalam vaksinasi dan menyebutnya `runtuhnya kerja sama dan solidaritas global`

"Satu-satunya cara untuk mencegah varian lain menantang upaya global dan kemajuan yang telah kita lihat adalah dengan memvaksinasi dalam skala besar, termasuk Afrika," kata John Nkengasong.

Kepala eksekutif aliansi vaksin Gavi, Seth F. Berkley mengatakan, meskipun pasokan vaksin global melalui COVAX menghadapi rintangan awal seperti larangan ekspor, nasionalisme vaksin, dan perusahaan yang tidak memenuhi persyaratan dosis mereka, semuanya perlahan kembali ke jalurnya.

"Kami memperkirakan satu miliar (dosis) berikutnya akan memakan waktu antara empat hingga lima bulan versus satu tahun ... tantangannya adalah memastikan setiap negara siap menerimanya," sambungnya.

Kepala badan kesehatan masyarakat terkemuka Afrika mengatakan negara-negara Afrika tidak menghadapi keragu-raguan vaksin tetapi melihat masalah logistik yang perlu ditangani.

"Kerja sama yang lebih besar adalah rute untuk mengakhiri pandemi ini, apakah kita mengakhirinya pada 2022 atau 2023," ujarnya.

KEYWORD :

Kesetaraan Vaksin Varian Omicron Pakar Kesehatan WHO Mike Ryan




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :