Anggota staf medis Selin Doner dan Sefa Nacak merawat seorang pasien yang menderita penyakit coronavirus (COVID-19) di unit perawatan intensif (ICU) Basaksehir Cam dan Rumah Sakit Sakura City di Istanbul, Turki, pada 25 November 2021. (Foto: REUTERS/Murad Sezer)
ISTANBUL, Jurnas.com - Turki mencatat 77.722 kasus baru COVID-19 dalam 24 jam terakhir. Angka harian ini merupakan yang tertinggi dari pandemi di negara tersebut.
Menteri Kesehatan Turki, Fahrettin Koca mengatakan, varian Omicron akan mengurangi keparahan pandemi karena tingkat rawat inap yang lebih rendah.
Setelah pertemuan dewan ilmu penasihat pemerintah yang juga menyesuaikan persyaratan pengujian dan isolasi, ia mengatakan, rawat inap meningkat 10 persen pada bulan lalu, meskipun kasus harian melonjak empat kali lipat.
WHO Imbau Pelancong Pakai Masker
"Kami melihat lebih banyak rawat inap dengan angka kasus lebih rendah pada periode pandemi sebelumnya. Sepertinya varian Omicron akan mengurangi bahaya pandemi," katanya, dikutip dari Reuters, Kamis (13/1).
Pada akhir Desember, kasus harian mencapai sekitar 20.000.
Ada 145 kematian terkait virus corona dalam periode 24 jam yang sama, data kementerian menunjukkan pada hari Rabu. Kematian belum melonjak dalam beberapa pekan terakhir meskipun ada peningkatan kasus harian.
Koca juga mengatakan mereka yang melakukan kontak dengan seseorang yang memiliki COVID-19 tidak akan diamanatkan untuk melakukan tes PCR dan akan lebih lama harus diisolasi.
Ia mengatakan hanya mereka yang menunjukkan gejala COVID-19 yang akan diberikan tes PCR mulai sekarang, menambahkan bahwa mereka yang dites positif dapat meninggalkan isolasi setelah tujuh hari tanpa tes lagi.
KEYWORD :Varian Omicron Kasus COVID-19 Turki