Selasa, 23/04/2024 19:51 WIB

Dukung Demonstran Kazakhstan, Warga Ukraina Kecam Putin

Para demonstran di Kyiv dan Kharkov, kota terbesar kedua di Ukraina, memegang spanduk bertuliskan `Katakan tidak pada Putin`, dan mengibarkan bendera Kazakhstan bersama bendera Ukraina.

Presiden Rusia Vladimir Putin (Foto: Mikhail Metzel/TASS )

Kyiv, Jurnas.com - Puluhan warga Ukraina turun ke jalan pada Minggu (9/1) kemarin, untuk mendukung demonstran di Kazakhstan yang kini telah dipukul mundur oleh pemerintah yang bekerja sama dengan Rusia.

Para demonstran di Kyiv dan Kharkov, kota terbesar kedua di Ukraina, memegang spanduk bertuliskan `Katakan tidak pada Putin`, dan mengibarkan bendera Kazakhstan bersama bendera Ukraina.

Bendera biru dan emas Kazakhstan juga muncul di langit musim dingin di atas Kyiv pada Sabtu pekan lalu, dikibarkan dari drone dalam aksi protes yang diselenggarakan oleh Dronarium, komunitas penggemar kendaraan udara tak berawak yang dikenal dengan pernyataan politiknya.

"Setiap negara memiliki hak untuk melindungi hak sosial ekonomi dan politik mereka melalui protes damai," kata operator pesawat tak berawak Vitaly Shevchuk dikutip dari Aljazeera pada Senin (10/1).

"Kami mengutuk kekerasan dalam bentuk apa pun, tetapi kami juga menentang intervensi militer asing di Kazakhstan dengan kedok operasi penjaga perdamaian, yang lebih seperti tindakan hukuman dan berisiko menjadi pekerjaan," sambung dia.

Setelah seminggu protes dengan kekerasan yang dimulai karena kenaikan harga bahan bakar dan dengan cepat menyebar ke seluruh negeri, aliansi militer pimpinan Rusia kini telah mengembalikan kendali Kazakhstan kepada pemerintah.

Organisasi Perjanjian Keamanan Kolektif (CSTO), aliansi beberapa negara bekas Soviet, mengerahkan sekitar 2.500 tentara ke Kazakhstan untuk membantu memadamkan protes, termasuk pasukan terjun payung Rusia yang menjaga fasilitas vital dan infrastruktur sosial.

Lebih termotivasi oleh harapan mereka sendiri untuk menentang Putin daripada berbagi tujuan yang sama dengan protes, Ukraina juga mendesak perlawanan.

"Diktator (Putin) ingin membangun kembali Uni Soviet dengan paksa," kata Olga Angelova, yang termasuk di antara para pengunjuk rasa di Kyiv.

"Dia harus dihentikan, kami orang Ukraina akan melawan penjajah. Kami menyerukan Barat untuk tidak menerima ultimatum Putin," tambah Olga.

Komandan Andrey Serdyukov memimpin CSTO di Kazakhstan, kolonel jenderal yang sebelumnya memimpin pasukan di Krimea, yang dianeksasi oleh Moskow pada 2014, dan Donbas, yang dipegang oleh separatis yang didukung Rusia.

Ketika diplomat AS dan Rusia bertemu pekanminggu ini, dengan pembicaraan di Jenewa dan Brussel dimulai hari ini, negosiasi dapat menjadi momen yang menentukan dalam sejarah hubungan antara NATO dan Rusia.

KEYWORD :

Demonstran Kazakhstan Vladimir Putin Ukraina Kerusuhan Berdarah




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :