Jum'at, 19/04/2024 22:25 WIB

GINSI Berharap Bea dan Cukai Tanjung Priok Maksimalkan Digitalisasi Layanan

Dengan adanya peningkatan PIB dan PEB selama tahun 2021 melalui KPU Bea dan Cukai Tanjung Priok dapat dijadikan indikator bahwa pergerakan perdagangan internasional sudah mulai membaik meskipun saat ini masih dalam masa Pandemi Covid-19.

Wakil Ketua Umum BPP Gabungan Importir Nasional Seluruh Indonesia (GINSI) bidang Logistik dan Kepelabuhanan, Erwin Taufan. Foto: ginsi/jurmnas.com

JAKARTA, Jurnas.com - Gabungan Importir Nasional Seluruh Indonesia (GINSI) mengapresiasi pencapaian target kinerja Kantor Pelayanan Umum (KPU) Bea dan Cukai (BC) Pelabuhan Tanjung Priok Jakarta yang dinilai optimal menjaga kelancaran arus barang di pelabuhan tersibuk di Indonesia itu.

KPU Bea Cukai Tanjung Priok telah merilis bahwa realisasi Target Bea Masuk pada 2021 mencapai Rp 16.812,6 Milliar atau 109,62% dari target yang ditetapkan Rp.15.336,5 Milliar. Adapun Bea Keluar mencapai Rp.198,77 Milliar serta Cukai sebesar Rp.3,22 Milliar.

Wakil Ketua Umum BPP GINSI bidang Kepelabuhanan dan Logistik, Erwin Taufan mengemukakan, meskipun begitu pihaknya mengharapkan agar Bea dan Cukai Tanjung Priok dapat terus melakukan perbaikan di berbagai layanannya dengan lebih memaksimalkan pemanfaatan digitalisasi (sistem IT).

"Misalnya, soal dokumen Delivery Order atau DO online secara menyeluruh agar bisa diimplementasikan oleh para shipping line pengangkut ekspor impor di pelabuhan Priok," ujar Taufan, pada Jumat (7/1/2021).

GINSI juga mengharapkan agar Kantor Pelayanan Utama (KPU) Bea dan Cukai Tanjung Priok mampu berperan menjembatani  berbagai kepentingan dokumen persyaratan pengguna jasa dari Kementerian dan Lembaga (K/L) yang menitipkannya di instansi tersebut, serta mengawal kebijakan dari K/L demi kelancaran dunia usaha.

Selain itu, imbuhnya, jangan sampai terjadi kembali gangguan sistem layanan kepabeanan Customs-Excise Information System and Automation (CEISA) yang berpotensi menghambat kelancaran arus barang dan meninbulkan kerugian pelaku usaha.

GINSI juga berharap sinergi dengan para pelaku usaha dan asosiasi terkait di pelabuhan Priok dapat terus ditingkatkan.

"Pelabuhan Tanjung Priok merupakan barometer perdagangan nasional.Jika ada hambatan di sistem CEISA maka imbasnya bagi perekonomian cukup besar," paparnya.

Taufan mengatakan, dengan adanya peningkatan PIB dan PEB selama tahun 2021 melalui KPU Bea dan Cukai Tanjung Priok dapat dijadikan indikator bahwa pergerakan perdagangan internasional sudah mulai membaik meskipun saat ini masih dalam masa Pandemi Covid-19.

Max Franky Karel Rori yang mewakili Kepala KPU Bea dan Cukai Tanjung Priok, saat Public Expose Capaian Kinerja Pelabuhan Tanjung Priok 2021 dan Outlook Tahun 2022 yang dilaksanakan di Museum Maritim Tanjung Priok Jakarta, pada Kamis (6/1/2022), menyampaikan, realisasi jumlah dokumen pemberitahuan impor barang (PIB) melalui Pelabuhan Tanjung Priok sepanjang tahun 2021 sebanyak 674.277 PIB atau naik 15,71% dibandingkan pada 2020 yang tercatat 581.866 PIB.

Adapun total devisa negara yang berhasil diraih dari importasi selama periode 2021 itu mencapai Rp 1.089 Trilliun atau naik 29,64% dibanding tahun 2020 yang tercatat Rp 840 Triliun.

Sedangkan jumlah dokumen pemberitahuan ekspor barang (PEB) pada 2021 sebanyak 891.316 PEB atau naik sekitar 9,8 % dibanding tahun 2020 sebanyak 814.417 PEB.

Devisa negara yang berasal dari eksportasi selama periode 2021 sebanyak USD 66,71 Milliar atau mengalami penurunan tipis dari tahun sebelumnya USD 67,11 Milliar.

Adapun rata-rata waktu tunggu pelayanan barang sejak masuk hingga keluar pelabuhan atau dwelling time di pelabuhan Tanjung Priok pada 2021 yakni 2,96 hari atau semakin membaik dari sebelumnya 3,03 hari.

KEYWORD :

GINSI Bea Cukai Tanjung Priok Digitalisasi Layanan




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :