Kamis, 25/04/2024 02:24 WIB

Jaksa Mesir Perintahkan Pembebasan Aktivis Ramy Shaath

Jaksa Mesir memerintahkan pembebasan aktivis politik berdarah Mesir-Palestina, Ramy Shaath, setelah hampir 30 bulan ditahan.

Aktivis Mesir-Palestina, Ramy Shaath (Foto: Aljazeera)

Kairo, Jurnas.com - Jaksa Mesir memerintahkan pembebasan aktivis politik berdarah Mesir-Palestina, Ramy Shaath, setelah hampir 30 bulan ditahan.

Pria 50 tahun putra politisi veteran Palestina Nabil Shaath itu, adalah tokoh pemberontakan 2011 di Mesir dan koordinator gerakan Boikot, Divestasi, dan Sanksi (BDS) cabang Mesir melawan Israel. Dia ditangkap pada 2019 dan menghadapi tuduhan membantu organisasi teroris.

Pada Senin (3/1) malam, kantor berita Reuters mengutip empat sumber peradilan dan keamanan yang mengatakan bahwa prosedur untuk membebaskan Shaath dari penahanan sedang berlangsung. Dua sumber, yang berbicara dengan syarat anonim, mengatakan aktivis itu akan dideportasi ke Prancis setelah dibebaskan.

Dikutip dari Aljazeera pada Selasa (4/1), istrinya yang merupakan warga negara Prancis, Celine Lebrun, mengatakan, "Saya mendengar tentang keputusan itu tetapi menurut apa yang saya tahu dia belum keluar."

Lebrun, yang dideportasi dari Mesir tak lama setelah penangkapan suaminya, mengatakan dia akan merilis pernyataan setelah pembebasannya dikonfirmasi. Tidak ada komentar langsung dari kampanye Free Ramy Shaath.

Pada Senin kemarin, anggota parlemen terkemuka Mohamed Anwar Sadat juga telah mengumumkan "keputusan segera untuk membebaskan" Shaath dan mendeportasinya.

Lebih dari sebulan setelah Ramy Shaath dibawa dari rumahnya di Kairo pada 5 Juli 2019, Nabil Shaath mengatakan penangkapan itu terkait dengan aktivitas putranya dalam gerakan BDS, serta kritiknya terhadap partisipasi Mesir dalam ekonomi yang dipimpin Amerika Serikat.

Pada April 2020, Shaath ditempatkan dalam daftar teroris Mesir bersama 12 orang lainnya. Dan pada Desember, lima kelompok hak asasi manusia meminta Presiden Prancis Emmanuel Macron untuk menekan Mesir agar membebaskan Shaath.

Macron sebelumnya telah membahas penahanannya dalam konferensi pers di Paris bersama Presiden Mesir Abdel Fattah el-Sisi pada Desember 2020.

KEYWORD :

Ramy Shaath Aktivis Politik Mesir




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :