Jum'at, 19/04/2024 15:09 WIB

Gus Muhaimin: Jangan Sampai Indonesia Raksasa Baik Berkaki Pincang

Indonesia telah mencanangkan tonggak akan menjadi negara maju saat perayaan 100 tahun Indonesia pada tahun 2045. Tentu saja sesuai dengan tuntutan indikator dan kemajuan berbagai aspeknya.

Ketua Umum DPP PKB, Abdul Muhaimin Iskandar

Jakarta, Jurnas.com - Indonesia telah mencanangkan tonggak akan menjadi negara maju saat perayaan 100 tahun Indonesia pada tahun 2045. Tentu saja sesuai dengan tuntutan indikator dan kemajuan berbagai aspeknya.

Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar mengatakan, dalam rangka menyukseskan Indonesia menjadi negara maju, maka ada tiga pembelajaran penting dari pengalaman negara-negara maju yang berhasil berusia ratusan tahun.

Gus Muhaimin menjelaskan, pembelajaran pertama adalah negara dan seluruh kebijakan lembaga perlu semakin inklusif, bermanfaat, dan memajukan semua warga.

"Perbudakan dihapuskan, perempuan bebas memilih, dan terlibat politik, ini sudah jalan. Para petani dan nelayan didukung subsidi dan sarana infratsruktur memadai, ini perlu dikuatkan lagi, ditingkatkan lagi," kata Gus Muhaimin, dalam pidato awal tahun 2022 bertajuk "Peta Jalan Indonesia Maju", yang disiarkan langsung MetroTV, Senin (3/1).

Menurutnya, kaum muda harus diberi kesempatan penuh untuk mengecap pendidikan, pekerja meraih skill tinggi, dan meraih konsep hidup yang baik.

"Sistem pajak dilaksanakan untuk mendanai pendidikan, belanja pegawai dan jaminan kesehatan dan pensiun, ini juga sudah kita mulai, tapi perlu kita tingkatkan, jaminan sosial dibuka dan melayanani semua warga. Dukungan dana disediakan untuk riset-riset dan pengembangan teknologi ini baru saja kita mulai," katanya.

Pembelajaran kedua, kata Gus Muhaimin, negara dan kebijakan publik perlu terus menerus mendukung dan melakukan investasi, menguasai modal ilmiah dan teknologi. Hal itu bertujuan agar nilai tambah bermanfaat dinikmati warga dan mampu membuat rakyat mandiri dan melindungi dirinya sendiri.

Gus Muhaimin mencontohkan sejumlah negara yang dapat mengembangkan teknologi dan modal ilmiah. Dimana, Korea Selatan menjadi produsen baja terbesar di dunia, meskipun tidak memiliki biji besi, biji besinya mengimpor dari Indonesia.

Belgia negara kecil di Eropa menonjol dalam berbagai produsen coklat terkemuka di dunia, meskipun kakaunya mengimpor dari Indonesia. Dan Swiss negara legendaris produsen kopi dunia dan menentukan harga kopi dunia, meskipun tidak pernah memiliki kebun kopi, kebun kopinya ada dari Indonesia.

"Selama ini kita kurang mengembangkan teknologi dan modal ilmiah sehingga nilai tambah produk-produk pertanian kita diambil orang lain," terang Wakil Ketua DPR Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat itu.

"Jika kita memiliki modal ilmiah dan teknologi maka Indonesia kita bisa produksi obat-obatan sendiri, produksi vaksin, dan tentu saja alat-alat kesehatan kita sendiri," tambahnya.

Pembelajaran ketiga, lanjut Gus Muhaimin, negara perlu terus menerus memperkuat kapasitas fiskal karena keberlanjutan sebuah negara bangsa ditentukan oleh kapasitas fiskalnya.

"Semua negara maju memiliki kapasitas fiskal yang kuat diatas 20 persen PDB, negara OECD memiliki pendapatan pajak rata-rata 32 persen PDB," kata Gus Muhaimin.

Sementara, kata Gus Muhaimin, Indonesia memiliki rentang wilayah daratan dan laut yang luas dengan penduduk besar namun belum dibarengi dengan kapasitas fiskal yang memadai.

"Jangan sampai Indonesia menjadi raksasa baik hati tetapi berkaki pincang," tegas Panglima Santri itu.

Gus Muhaimin menjelaskan, sumber daya manusia (SDM) unggul di seluruh NKRI tidak mungkin bisa didanai tanpa kapasitas fiskal yang memadai. Menurutnya, negara harus hadir dan aktif dalam menciptakan investasi dan pemeliharaan infrastruktur disemua bidang dan hal itu harus disertai kemampuan fiskal memadai untuk menciptakan kemakmuran bersama.

"Masalahnya selama 20 tahun terakhir kapasitas fiskal Indonesia terlalu lemah dan dibiarkan lemah, selama 20 tahun terakhir perolehan pajak terus menerus dibawah 15 persen PDB terlalu kecil bagi negara sebesar Indonesia dan terlalu kecil bagi negara maju," katanya.

"Seharusnya sesuai potensinya perolehan pajak Indonesia harus naik hingga 20 persen PDB. Alhamdulilah dengan UU HIP tahun 2021 kita telah mulai bergerak maju, kita perlu terus menerus memperbaiki sistem pajak kita agar kapasitas fiskal kita sesuai profil menuju negara maju," kata Gus Muhaimin.

KEYWORD :

Ketum PKB Gus Muhaimin Iskandar Indonesia Negara Maju Indonesia Raksasa Baik Berkaki Pincang




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :