Jum'at, 26/04/2024 06:12 WIB

Apkasindo Sebut Banyak Pupuk Palsu Beredar

Pemalsuan pupuk tak bisa dimungkiri mengingat saat ini kebutuhan pupuk nonsubsidi bukan hanya untuk kelapa sawit tapi seluruh komoditas perkebunan. 

Kelapa sawit (Foto: Ist)

JAKARTA, Jurnas.com - Petani sawit yang tergabung dalam Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo) mengatakan, yang harus dikhawatirkan saat ini adalah beredarnya pupuk palsu di tengah meningkatnya permintaan.

"Yang ditakutkan hari ini adalah banyak beredar pupuk palsu," kata Sekretaris Jenderal DPP Apkasindo, Rino Afrino di sela acara Refleksi Sawit Rakyat 2021 yang mengangkat tema "Masa Depan Petani Sawit Indonesia dengan Konsep Kemitraan dan Berkelanjutan", Kamis (30/12).

"Kami baru saja bersama ketua umum meresmikan laboratorium kimia yang khusus meneliti keaslian pupuk dan aspek lainnya, dan bahwa begitu banyak sekarang pupuk palsu beredar di tengah naiknya harga pupuk," tambah Rino.

Dia mengatakan, pemalsuan pupuk tak bisa dimungkiri mengingat saat ini kebutuhan pupuk nonsubsidi bukan hanya untuk kelapa sawit tapi seluruh komoditas perkebunan. Belum lagi musim hujan akan berakhir maka akan masuk pemupukan berikutnya.

Di tengah mencekiknya harga pupuk, kata Rino, banyak petani yang pada akhirnya mengawali dengan cast flownya, dalam artian ada melakukan pengurangan dosis dan ada juga yang menunda.

"Ini sangat parah bahwa dengan menunda memupuk itu bisa berakibat pada pertumbuhan vegetasi dan generasi yang tidak maksimal di tahun depan," kata dia.

Karena itulah, kata Rino, DPP Apkasindo melalui Badan Usaha koperasi telah melakukan perjanjian khusus terkait pupuk dengan BUMN seperti Pupuk Indonesia dan pupuk swasta untuk mendapatkan harga yang paling bagus.

"Karena memang ternyata kenaikan ini domino di sisi produsen juga naik, tetapi di sisi pedagang itu naiknya lebih tinggi. Maka, salah satu upaya Apkasindo adalah memangkas rantai pemasaran yang berdampak dua pihak," kata dia.

Di samping itu, kata Rino, Apkasindo juga kembali mengalakkan penggunaan pupuk organik sebagai strategi mengantisipasi jangan sampai petani tidak melakukan pemupukan di saat harga pupuk sedang tinggi.

"Kami sampaikan berapa produksi pupuk organik telah kami ciptakan dan juga banyak pengurus Apkasindo sudah mempunyai pabrik pembuatan pupuk organik secara mandiri. Ini juga menjadi strategi mengantisipasi jangan sampai tidak memupuk di saat harga pupuk tinggi," kata dia.

Selain itu, Apkasindo juga mendorong agar Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) bisa melakukan intervensi untuk menyediakan pupuk dengan harga terjangkau.

"Seperti kita tahu pupuk merupakan salah satu komponen peremajaan sawit rakyat. Kalau pupuk dibiarkan dengan harga melambung tinggi otomatis rancangan anggaran biaya (RAB) peremajan sawit rakyat akan naik," kata dia.

"Tentu Rp 30 juta yang diberikan BPDP akan makin cepat habisnya. Jadi, memang kita berharap BPDPKS bisa melakukan intervensi terhadap penyediaan pupuk yang erat kaitannya dengan program yang dijalanka BPDPKS terkait sarana prasarana dan peremajan sawit rakyat," sambung dia.

KEYWORD :

DPP Apkasindo Pupuk Palsu Kelapa Sawit Rino Afrino




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :