Jum'at, 26/04/2024 05:14 WIB

Juri Ardiantoro Disebut Calon Kuat Sekjen PBNU

Juri dinilai memiliki model komunikasi yang relatif luwes dan organisatoris muda sehingga memiliki energi lebih untuk menyapa dan mengkonsolidasikan struktur NU di akar rumput

Deputi IV KSP Bidang Informasi dan Komunikasi Politik, Juri Ardiantoro. (Foto: Ist)

Jakarta, Jurnas.com - Nama Juri Ardiantoro, yang saat ini menjabat Deputi IV KSP Bidang Informasi dan Komunikasi Politik di Istana Presiden, dijagokan menjadi Sekjen PBNU. Juri Ardiantoro memilih rendah hati namanya dijagokan menjadi Sekjen PBNU.

Juri Ardiantoro dinilai pakar politik dari Universitas Paramadina, Ahmad Khoirul Umam, merupakan kandidat yang cocok menjadi Sekjen PBNU, nama lainnya Nusron Wahid. Juri Ardiantoro juga merupakan Rektor Universitas Nahdlatul Ulama Indonesia (UNUSIA). "Masih banyak kader-kader NU yang lebih pantas (jadi Sekjen PBNU)," kata Juri Ardiantoro kepada wartawan, Rabu (29/12/2021).

Juri dinilai memiliki model komunikasi yang relatif luwes dan organisatoris muda sehingga memiliki energi lebih untuk menyapa dan mengkonsolidasikan struktur NU di akar rumput, termasuk membangun komunikasi dengan seluruh jaringan NU kultural yang belakangan semakin bermunculan di berbagai lini profesional.

Selain rendah hati namanya dijagokan menjadi Sekjen PBNU, Juri Ardiantoro mengatakan saat ini berfokus pada seleksi anggota KPU dan Bawaslu. Juri Ardiantoro diketahui memang menjadi Ketua Tim Seleksi Anggota KPU dan Bawaslu. "Aku lagi maraton ngelembur berhari-hari seleksi wawancara calon anggota KPU dan Bawaslu. Karena posisinya sebagai ketua tim seleksi," ujarnya.

Ahmad Khoirul Umam sebelumnya menyebut Nusron Wahid dan Juri Ardiantoro merupakan dua kandidat yang cocok menjadi Sekjen PBNU. Pertama Nusron Wahid, dia membeberkan alasan mengapa politikus Partai Golkar ini cocok mendampingi Gus Yahya dengan syarat.

"Nusron bisa menjadi supporting system yang memadai untuk mengelola fungsi keorganisasian secara efektif. Dia juga memiliki kemampuan komunikasi politik publik yang lebih luwes, mudah cair dengan berbagai elemen bangsa, dan memiliki energi besar untuk turun basis dan mengkonsolidasikan struktur jam`iyah Nahdlatul Ulama se-Indonesia dan juga PCI-NU di 39 negara di dunia. Syaratnya, Mas Nusron harus mengundurkan diri dari struktur Golkar untuk selanjutnya bisa fokus berkhidmat untuk PBNU," kata Umam kepada wartawan, Rabu (29/12).

Selain Nusron Wahid yang notabene `orang partai`, nama alternatif yang disebut Umam tak kalah cocok untuk menempati posisi Sekjen PBNU adalah Juri Ardiantoro yang saat ini menjabat sebagai Deputi IV KSP Bidang Informasi dan Komunikasi Politik di Istana Presiden.

"Nama Juri Ardiantoro memang relatif lebih `make sense` dan mudah melebur dengan visi dan komitmen Gus Yahya kepada Muktamirin di Muktamar 34 NU lalu yang berjanji untuk kembali ke garis perjuangan Khittah NU 1926, dengan menjaga netralitas dan independensi NU dari jebakan politik praktis," katanya.

"Di level ini, Juri yang juga mantan Plt Ketua KPU RI itu bukan orang partai, profesional, bisa menjadi `titik netral` yang mampu mengkomunikasikan sikap kebangsaan NU secara konstruktif kepada seluruh jejaring sel-sel kekuatan politik nahdliyin yang tersebar di hampir semua partai politik di Indonesia, tanpa harus membuat NU terjebak di dalam politik praktis itu sendiri. Karena itu, sosok sekjen yang netral namun paham dinamika politik, menjadi penting dan relevan untuk dipertimbangkan," kata Umam.

KEYWORD :

Juri Ardiantoro Sekjen NU Nahdlatul Ulama




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :