Kamis, 25/04/2024 15:40 WIB

Komisi IX Apresiasi Terobosan BKKBN Perangi Stunting

Sumber stunting berada di hulunya, yaitu dimulai  pada fase pranatal atau sebelum kelahiran.

Anggota Komisi IX Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Edy Wuryanto berfoto bersama duta GenRe usai peluncuran program Pendampingan, Konseling dan Pemeriksaan Kesehatan dalam Tiga Bulan Pra Nikah sebagai Upaya Pencegahan Stunting dari Hulu kepada Calon Pengantin, yang dilaunching di Pendopo Gede Boyolali, Kabupaten Boyolali, Rabu (29/12).

JAKARTA, Jurnas.com - Anggota Komisi IX Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Edy Wuryanto mengapresiasi terobosan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) untuk menangani stunting dari hulu.

Terobosan yang dimaksud yakni program Pendampingan, Konseling dan Pemeriksaan Kesehatan dalam Tiga Bulan Pra Nikah sebagai Upaya Pencegahan Stunting dari Hulu kepada Calon Pengantin, yang dilaunching di Pendopo Gede Boyolali, Kabupaten Boyolali, Rabu (29/12).

"Hari ini BKKBN membuat terobosan menangani stunting dari hulu yang tidak pernah dipikirkan oleh orang-orang," kata politisi dari Fraksi PDI Perjuangan kepada Jurnas.com.

Dia mengungkapkan bahwa selama ini intervensi stunting masih banyak dilakukan di hilir. Padahal, kata dia sumber stunting berada di hulunya, yaitu dimulai  pada fase pranatal atau sebelum kelahiran.

"Biasanya intervensi dari hilir, misalnya berat anak-anak sudah kurang baru ditangani. Tapi dia lupa bahwa ini terjadi karena hulunya yang nggak tertangani dengan baik," kata dia.

Dia menilai program Pendampingan, Konseling dan Pemeriksaan Kesehatan dalam Tiga Bulan Pra Nikah merupakan early warning system untuk mebdeteksi stunting dari hulu lalu di dampingi dan diintervensi saat sebelum hamil dan 1000 hari pertama kehidupan (HPK).

"Maka, saya pikir inilah cara menangani stunting dari hulu sampai hilir yang menurut saya kunci sukses penangan stunting Indonesia di masa yang akan datang," kata dia.

Sementara itu, dia mengatakan, Komisi IX akan terus meningkatkan anggaran untuk penanganan stunting. "Tahun, 2021 BKKBN sudah kita naikkan anggaran itu agar bapak Presiden ketika bertanya siapa yang bertanggung jawab untuk pengamanan stunting baik buruknya itu BKKBN," kata dia.

"Banyak anggaran dari kementerian lembaga untuk stunting, tapi tidak ada yang menjadi komandan atau leading sektor. Nah, BKKBN lah yang tetap menurut saya nanti Pak Hasto akan bertanggung jawab kepada presiden," sambung dia.

Kepala BKKBN, Hasto Wardoyo menjelaskan, Boyolali jadi tempat peluncuran program tersebut karena angka stunting di Kabupaten yang berjuluk Kota Susu itu di bawah 10 persen.

"Lauching kali ini kita di Boyolali karena angka stunting Boyolali bisa menjadi contoh sudah di bawah 10 persen. Saya berharap sekali dari sini bisa menjadi contoh nasional," kata dokter Hasto saat memberikan keterangan persnya.

Hasto menjelaskan, pencegahan stunting harus dilakukan sejak tiga bulan sebelum menikah. Hal ini dikarenakan tingginya angka anemia dan kurang gizi pada remaja putri sebelum nikah sehingga pada saat hamil menghasilkan anak stunting.

Saat ini terdapat remaja putri usia 15-19 tahun dengan kondisi berisiko kurang energi kronik sebesar 36,3 persen, wanita usia subur 15-49 tahun dengan risiko kurang energi kronik masih 33,5 persen dan mengalami anemia sebesar 37,1 persen.

Karena itulah, kata Hasto, BKKBN membuat program wajib pendampingan, konseling dan pemeriksaan yang dilakukan mulai tiga bulan sebelum menikah untuk memastikan setiap calon pengantin/calon pasangan usia subur berada dalam kondisi ideal untuk menikah dan hamil.

Salah satu fokus dalam pemeriksaan program ini, setiap calon pengatin perempuan diwajibkan untuk memeriksakan kesehatannya. Termasuk memeriksa lingkar lengan atas, tinggi badan, berat badan, kemudian hemoglobin (Hb).

Khusus pendampingan, program ini fokus untuk meningkatkan pemenuhan gizi calon pengantin/calon pasangan usia subur untuk mencegah kekurangan energi kronik dan anemia sebagai salah satu risiko yang dapat melahirkan bayi stunting.

"Harapannya faktor risiko yang dapat melahirkan bayi stunting pada calon pengantin/calon pasangan usia subur dapat teridentifikasi dan dihilangkan sebelum menikah dan hamil," kata Hasto.

KEYWORD :

Komisi IX BKKBN Perang Stunting Hasto Wardoyo Edy Wuryanto




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :