Jum'at, 26/04/2024 06:43 WIB

Kepala BPPSDMP Kukuhkan 180 P4S

Dalam arahannya, Dedi mengajak P4S untuk belajar dari sejarah Korea Selatan, yang saat ini menguasi ekonomi dunia melalui gerakan Saemaul Undong (gerakan pembangunan desa baru) pasca Perang II.

Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP), Kementerian Pertanian (Kementan), Dedi Nursyamsi mengukuhkan 180 Pusat Pelatihan Pertanian dan Pedesaan Swadaya (P4S), Senin (27/12).

JAKARTA, Jurnas.com  - Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP), Kementerian Pertanian (Kementan), Dedi Nursyamsi mengukuhkan 180 Pusat Pelatihan Pertanian dan Pedesaan Swadaya (P4S), Senin (27/12).

"Saya sampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada sahabatku semua seluruh pelosok tanah air yang sudah membangun P4S. Sama-sama kita melakukan pembaruan di pedesaan di seluruh pelosok tanah air," kata Dedi dalam arahannya.

Pada kesempatan tersebut, Dedi mengajak P4S untuk belajar dari sejarah Korea Selatan, yang saat ini menguasai ekonomi dunia, yang bermula dari gerakan Saemaul Undong (gerakan pembangunan desa baru) pasca Perang II.

Melalui gerakan tersebut, kata Dedi, Korea Selatan mampu melejit melampui Indonesia dan negara-negara yang baru merdeka usai Perang II bahkan bersaing dengan Amerika Serikat (AS), Jepang, dan China.

"Padahal Korea selatan itu nasibnya sama dengan kita. Korea Selatan sama dengan kita pada saat Perang II dijajah oleh Jepang. Beda dengan china yang nggak pernah dijajah. AS nggak pernah dijajah, malahan dia yang menjajah," ujar Dedi.

Dedi mengatakan, melalui gerakan Saemaul Undongi lahirlah desa-desa tangguh, yang sanggup memenuhi kebutuhan pangannya sendiri bahkan menopang masyarakat perkotaan yang ada di Korea selatan.

"Berbicara mengenai modern farming, berbicara mengenai semangat farming, berbicara mengenai semangat greenhouse, sekarang rajanya ada di Korea Selatan, sekarang kiblatnya ada di Korea Selatan," kata Dedi. 

"Makanya jangan heran Korea Selatan sekarang mampu mengekspor berbagai komoditas hortikultura, berbagai komoditas sayur-sayuran, berbagai komoditas buah-buahan, yang semua di produksi dari desa," sambung dia.

Dedi mengatakan, pembaharuan desa harus diawali dari P4S di seluruh pelosok tanah air. "Berbicara mengenai pembangunan desa berarti yang harus kita genjot adalah P4S," tegas Dedi.

Dedi yakin Indonesia mampu bangkit, bahkan bisa juga menguasai ekonomi dunia seperti yang dicontohkan Korea Selatan, jika P4S yang ada di Indonesia ini mampu menopang kebutuhan ibu kota kabupaten, dan provinsinya masing-masing.

"Target kita sediakan pangan bukan hanya untuk orang desa, tapi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yang ada di ibu kota kabupaten masing-masing saja dulu. Jangan sampai kebutuhan masyarakat kabupaten kita masih berasal dari impor," kata Dedi.

Kepala Pusat Pelatihan Pertanian (Puslatan), Leli Nuryati mengatakan, pengukuhan sekaligus penyerahan sertifikat bagi 180 P4S kali ini meliputi 120 P4S penumbuhan 50 reklasifikasi, yang merupakan binaan UPT pelatihan pertanian.

Lebih lanjut, Leli Nuyati menguraikan dari 180 P4S yang dikukuhkan tersebut, sebanyak 95 P4S, merupakan kelas pratama, 78 P4S kelas madya, dan 7 di antaranya P4S kelas utama.

"P4S saat ini sudah menjadi mitra paling dekat Pusat Pelatihan Pertanian. Bila hanya mengandalkan balai-balai pelatihan pertanian yang ada, maka jumlah petani yang meningkat kapasitasnya masih jauh dari ideal," tutup dia.

KEYWORD :

BPPSDMP P4S Leli Nuryati Kementerian Pertanian Dedi Nursyamsi




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :