Banjir di Malaysia (Foto: Reuters)
Kuala Lumpur, Jurnas.com - Sedikitnya delapan orang tewas dalam banjir yang melanda Malaysia, di saat pemerintah menghadapi kritik dari masyarakat dan anggota parlemen oposisi atas buruknya upaya evakuasi.
Curah hujan yang luar biasa deras yang dimulai pada Jumat pekan lalu, memicu banjir di seluruh negara, dan membebani layanan darurat di Negeri Jiran.
Malaysia memobilisasi tentara dan badan keamanan lainnya di tujuh negara bagian, setelah banjir terburuk di Selangor, wilayah terkaya dan terpadat di negara itu.
PBB Desak Junta Myanmar Izin Bantuan Topan Mocha
Dikutip dari Reuters pada Selasa (21/12), polisi Selangor melaporkan delapan orang ditemukan tewas dalam banjir pada Senin (20/12) kemarin, menurut kantor berita negara Bernama.
Korban tewas termasuk empat orang di Taman Sri Muda, sebuah lingkungan di distrik Shah Alam, di mana banyak orang diyakini masih terjebak di rumah dan gedung apartemen karena upaya penyelamatan terhambat oleh kurangnya perahu dan tenaga.
Lebih dari 32.000 orang terlantar dari Selangor telah dipindahkan ke tempat penampungan sementara pada Senin, kata kepala menteri negara bagian itu di Twitter.
Tetapi tidak jelas berapa banyak lagi yang harus diselamatkan dengan terputusnya jalur komunikasi di banyak bagian negara.
"Malam ini akan menjadi malam ketiga, orang-orang masih berteriak minta perahu," kata anggota parlemen Hannah Yeoh dari Partai Aksi Demokratik kepada wartawan di parlemen.
"Kami ingin (pemerintah) segera mengaktifkan bantuan sehingga kami tidak lagi menemukan mayat," sambung dia.
Perdana Menteri Ismail Sabri Yaakob mengatakan dalam sebuah pernyataan sehari sebelumnya bahwa dia telah memerintahkan semua lembaga untuk melakukan operasi "lebih agresif" untuk membantu mereka yang terkena dampak di Taman Sri Muda.
KEYWORD :Banjir Malaysia Bencana Alam Korban Tewas
