Selasa, 23/04/2024 13:48 WIB

Rektor Untar Minta Penelitian Jangan Cuma "Mejeng" di Perpustakaan

Rektor Universitas Tarumanagara (Untar) Agustinus Purna Irawan mendorong sivitas akademika, supaya mempublikasikan penelitian agar bisa dimanfaatkan oleh masyarakat.

Talkshow Berbagi Pengalaman Terobosan Proses Penelitian yang digelar oleh Untar (Foto: Ist)

Jakarta, Jurnas.com - Rektor Universitas Tarumanagara (Untar) Agustinus Purna Irawan mendorong sivitas akademika, supaya mempublikasikan penelitian agar bisa dimanfaatkan oleh masyarakat.

Hal itu disampaikan dalam kegiatan Talkshow `Berbagi Pengalaman Terobosan Proses Penelitian` pada Kamis (16/12), yang diselenggarakan oleh Fakultas Seni Rupa dan Desain Universitas Tarumanagara (FSRD Untar).

Menurut dia, seorang peneliti yang terdiri dari dosen maupun mahasiswa mempunyai kepentingan untuk berkontribusi membangun reputasi bagi institusi.

"Penelitian yang dilakukan sivitas akademika suatu lembaga pendidikan tinggi, janganlah hanya berada di perpustakaan, tapi perlu dipublikasikan agar memiliki manfaat bagi masyarakat luas," kata Agustinus.

"Penelitian dapat dilakukan dengan berkolaborasi untuk menghasilkan penelitian yang berkualitas, memberi solusi bagi masalah-masalah yang muncul di tengah kehidupan masyarakat," imbuh dia.

Talkshow yang mengangkat topik seputar pengalaman dan penelitian di bidang desain, menghadirkan pakar sejarawan Peter Carey, Duta Besar Indonesia untuk Azerbaijan periode 2016-2020 Husnan Bey Fananie, Guru Besar Seni Pertunjukan Indonesia Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Bandung, Endang Caturwati, dan dosen Desain Interior Untar Eddy Supriyatna.

"Melalui talkshow kami berharap akan ada lebih banyak penelitian di bidang desain interior yang dilakukan serta dapat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat luas. Paparan narasumber diharapkan mampu memberikan pemahaman lebih jauh dan mendalam terkait penelitian dan aplikasinya," ujar Ketua Program Studi Desain Interior Untar Maitri Widya Mutiara.

Husnan Bey Fananie mengatakan, seni melalui sebuah film dapat menjadi suatu yang berkesinambungan dengan penelitian, terlebih jika bekerjasama dengan berbagai negara.

"Relasi antarnegara sangat banyak dan luas bidangnya, bukan hanya tarian saja tapi salah satunya melalui film. Karya seni maupun ukiran patung pun bisa menjadi sesuatu yang berkesinambungan terkait penelitian. Semua ini harus dilakukan dan dipraktikkan," tegasnya.

Hal senada disampaikan Endang Caturwati, yang menilai karya kolaborasi tari dan seni rupa juga salah satu bentuk penelitian yang sangat indah. Tari adalah lukisan bergerak yang memiliki kesamaan luas.

"Seni visual adalah bentuk karya rekayasa. Dalam pembuatan karya seni sebagai media eksplorasi. Saat ini adalah saat yang tepat bagi peneliti untuk terus berkolaborasi dan menciptakan karya yang luar biasa. Sebagai anak visual pun, diperlukan point of view yang lebih luas untuk menciptakan seni yang tak terbatas," ungkap dia.

Dosen Desain Interior Untar Eddy Supriyatna menambahkan bahwa ada cara unik yang dapat diterapkan dalam menuliskan karya ilmiah.

"Karya ilmiah nyatanya bukanlah sesuatu yang sulit dilakukan, jika mengetahui strategi dalam pengaplikasiannya. Diperlukan manajemen strategi yang kreatif dan tepat diantaranya strategi performing, programming, designing, dan marketing," imbuhnya.

Cara-cara yang kreatif dan aplikatif dapat meningkatkan ketertarikan generasi millenial untuk menyelesaikan masalah-masalah di sekitar kehidupan manusia dengan menyuguhkan solusi melalui sebuah penelitian.

KEYWORD :

Penelitian Karya Ilmiah Agustinus Purna Irawan Universitas Tarumanagara




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :