Dirjen Diktiristek, Nizam, dan Direktur Pembelajaran dan Kemahasiswaan Aris Junaidi di UMY (Foto: Ist)
Jakarta, Jurnas.com - Direktur Pembelajaran dan Kemahasiswaan, Ditjen Diktiristek Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemdikbudristek), Aris Junaidi memastikan pembelajaran tatap muka (PTM) telah dilakukan oleh 10 persen perguruan tinggi di Indonesia.
"Mayoritas perguruan tinggi baru akan melaksanakan pembelajaran daring pada semester genap 2021/2022," kata Aris dalam keterangannya pada Senin (13/12).
Dirjen Diktiristek Kemdikbudristek, Nizam mengatakan salah satu dampak pandemi ini adalah ada kendala untuk melaksanakan praktik dan pengasahan keterampilan di laboratorium maupun studio. Hal ini menurut Nizam sangat sulit dilakukan secara daring.
"Pendidikan tidak hanya sekadar pembelajaran. Ada proses penguatan keterampilan, mengasah kepekaan sosial, dan kemampuan berkolaborasi yang tidak bisa dipindahkan ke ruang daring. Untuk itu, kembali melaksanakan pembelajaran tatap muka merupakan hal yang sangat penting. Tentunya dengan penerapan protokol kesehatan secara ketat," jelas Nizam.
Lebih lanjut, Nizam menjelaskan bahwa pembelajaran tatap muka diperlukan untuk menekan angka learning loss di Indonesia.
Nizam mengungkapkan, hasil studi beberapa lembaga menyebutkan bahwa pandemi berpotensi meningkatkan angka learning loss di Indonesia, khususnya pada pendidikan dasar dan menengah. Untuk itu, Nizam mengajak perguruan tinggi dalam upaya menekan learning loss dapat melalui program `Kampus Mengajar`.
"Program Kampus Mengajar adalah satu upaya untuk mengurangi learning loss yang terjadi di tingkat SD dan SMP. Kita berharap, perguruan tinggi berpartisipasi dalam program tersebut," harap Nizam.
Nizam Dirjen Diktiristek Kemdikbudristek Pembelajaran Tatap Muka PTM Terbatas
