Selasa, 23/04/2024 13:56 WIB

KTT G20 Jadi Showcase Tunjukkan Potensi Terbaik Indonesia

Penyelenggaraan G20 sudah dimulai dengan baik, sehingga hal ini terus perlu ditingkatkan sejalan dengan meningkatnya kepercayaan internasional.

Kantor Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi. (Foto: iNews)

Jakarta, Jurnas.com - Indonesia telah secara resmi memulai Presidensi G20 pada 1 Desember 2021 lalu, tentu perlu dilakukan berbagai cara untuk dapat menjaga nama baik negara sebagai tuan rumah. Utamanya dalam menghadapi G20 yang dilaksanakan selama Pandemi Covid-19.

Kepala Biro Komunikasi Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) Andreas Dipi Patria, bersama dengan Gubernur Bali Wayan Koster dan Koordinator Kekarantinaan Kesehatan Kementerian Kesehatan Imran Prambudi menyatakan perkembangan G20 pada Forum Merdeka Barat 9 pada hari Senin (13/12)2021).

“Pelaksanaan Finance Track G20 di Bali pada 9 – 10 Desember lalu telah berjalan dengan menetapkan protokol kesehatan yang baik, dan mendapatkan respon yang baik dari para delegasi yang hadir,” ungkap Gubernur Wayan.

Selama pelaksanaannya, diterapkan kebijakan travel bubble atau koridor perjalanan, yakni delegasi G20 yang hadir hanya boleh berpergian dari hotel menuju tempat acara. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari transmisi virus Covid-19.

“Untuk penyempurnaan pelaksanaan ke depan, Presiden Joko Widodo juga telah menitipkan untuk memerhatikan infrastruktur Bali agar ditata dengan baik dan diperbanyak penanaman untuk membuat Bali menjadi lebih hijau,” ujarnya.

Hal ini akan dioptimalkan dan dikembangkan, bekerja sama dengan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat dan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.

Penyelenggaraan G20 sudah dimulai dengan baik, sehingga hal ini terus perlu ditingkatkan sejalan dengan meningkatnya kepercayaan internasional.

Dalam kesempatan yang sama, Karo Andreas menyebutkan bahwa Bali telah menunjukkan kemampuannya yang luar biasa sebagai tuan rumah.

"Berdasarkan hasil laporan pelaksanaan tracking kemarin, tidak ditemukan kasus Covid-19 pada delegasi yang hadir dikarenakan protokol kesehatan yang ketat,” tegas Karo Andreas.

Menyambung, Koordinator Kekarantinaan Imran mengatakan bahwa penerapan protokol kesehatan ini juga didukung oleh Service Level Agreement atau standar yang sudah ditetapkan untuk daerah penyelenggara.

"Panitia G20 telah menentukan standar yang ketat, yaitu daerah penyelenggara harus memiliki tingkat vaksinasi diatas 70 persen sehingga daerah sudah pasti siap,” ujarnya.

Indonesia menunjukkan bahwa semua aspek untuk antisipasi telah disiapkan, dari segi rumah sakit, ambulans, akomodasi, dan semua pendukung kegiatan sehingga semua peserta sidang merasa nyaman dan tidak khawatir mengikuti kegiatan.

“Pelaksanaan ini harus kita buat menjadi pengalaman yang tidak terlupakan, kita harus meningkatkan kepercayaan delegasi agar puas terhadap G20 di Indonesia,” timpal Karo Andreas.

Selain mengutamakan kepercayaan dari peserta G20, hal utama yang perlu diangkat adalah manfaat bagi masyarakat Indonesia.

“Dalam satu tahun kedepan akan mendatangkan berbagai peserta negara, tentu saja ini akan menjadi ajang promosi pariwisata Indonesia dan juga meningkatkan perekonomian bagi tiap daerah. Selain itu, juga dapat menambah lapangan pekerjaan hingga 33.000 tenaga kerja,” tambahnya.

Indonesia merupakan negara berkembang pertama yang menjadi tuan rumah Presidensi G20, sehingga ini bukan hanya menjadi wajah Indonesia, tetapi menjadi wajah negara berkembang lainnya. Oleh karena itu, momentum ini harus dimanfaatkan sebaik-baiknya.

“Koordinasi dan kolaborasi yang erat antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah daerah akan terus dijaga dengan baik, sehingga Indonesia dapat menjadi tuan rumah yang baik,” tutup Karo Andreas.

KEYWORD :

Presidensi G20 Protokol Kesehatan Infrastruktur




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :