Sabtu, 20/04/2024 01:37 WIB

BKKBN-Koseindo Kolaborasi Sosialisasi Pencegahan Stunting

Agar stunting ini dapat dipahami seluruh masyarakat, berbagi ilmu pengetahuan menjadi sangat penting.

Kepala BKKBN, Hasto Wardoyo, yang diwakili Deputi Bidang Advokasi, Penggerakkan, dan Informasi BKKBN, Sukaryo Teguh Santoso pada pelepasan gowes tour jarak jauh Jakarta-Bogor-Bandung.

JAKARTA, Jurnas.com - Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) bekerja sama Organisasi Klub Gowes Komunitas Kesehatan Indonesia (Koseindo) menyosialisasikan pencegahan stunting melalui Gowes Tour Jarak Jauh Jakarta-Bogor-Bandung.

Kepala BKKBN, Hasto Wardoyo, yang diwakili Deputi Bidang Advokasi, Penggerakkan, dan Informasi BKKBN, Sukaryo Teguh Santoso mengatakan, agar stunting dapat dipahami seluruh masyarakat, berbagi ilmu pengetahuan, seperti yang dilakukan Koseindo menjadi sangat penting.

"Dalam memperingati ulang tahun ke VII berdirinya Koseindo, BKKBN dilibatkan sepenuhnya dalam berbagai rangkaian kegiatan, baik yang hari ini, maupun esok hari, yaitu gowes keliling kota Bandung sembari melakukan kampanye cegah stunting bagi para pemuda dan remaja Bandung," ujar Teguh, Sabtu (11/12).

Presiden Joko Widodo menargetkan pada tahun 2024 angka prevalensi stunting yang saat ini di angka 27,67 persen dapat diturunkan menjadi 14 persen  di tahun 2024. Untuk mencapai angka tersebut, kata Teguh, BKKBN perlu dukungan dari berbagai lintas sektor.

"Kegitan Koseindo melalui kegiatan Gowes Tour Jakarta-Bogor- Bandung merupakan salah satu bagian dari cara efektif mengajak masyarakat Indonesia peduli pada cegah stunting," kata Teguh.

Teguh mengatakan, stunting harus diketahui dan dipahami seluruh masyarakat terutama para pemuda dan remaja Indonesia. Stunting adalah kondisi gagal tumbuh dan kembang pada anak akibat kekurangan asupan gizi dalam waktu yang cukup lama.

Dampak jangka pendek stunting adalah terganggunya perkembangan otak, kecerdasan, dan gangguan pertumbuhan fisik serta gangguan metabolisme. Sedangkan dampak jangka panjangnya adalah menurunnya kemampuan perkembangan kognitif otak anak, kesulitan belajar, kekebalan tubuh lemah sehingga mudah sakit serta berisiko tinggi munculnya penyakit metabolik.

"Bahkan ketika dewasa nanti akan memiliki tubuh pendek, tingkat produktivitas yang rendah serta tidak memiliki daya saing di dalam dunia kerja. Untuk itu cegah stunting penting, harus  dapat di cegah sedini mungkin dimulai dari masa remaja, perencanaan pernikahan dan kehamilan," kata Teguh.

Sebagai informasi, pada 19 Desember 2021, akan diselenggarakan juga gowes di Kota Jakarta sembari melakukan peresmian klinik cegah stunting di RS POLRI.

"Saya berharap kegiatan seperti ini tidak hanya di lakukan di Jakarta dan Bandung namun dilaksanakan juga diberbagai kota-kota di seluruh Indonesia, sehingga harapan Bapak Presiden  dalam percepatan penuruan stunting dapat segera tercapai," kata Teguh.

KEYWORD :

BKKBN Koseindo Sosialisasi Pencegahan Stunting Bandung Sukaryo Teguh Santoso




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :