Jum'at, 26/04/2024 00:51 WIB

PKB Rumuskan Jalan Kemandirian Ekonomi NU

Memberi masukan jelang Muktamar NU di Lampung 2022

Ketua Umum DPP PKB Abdul Muhaimin Iskandar

Jakarta, Jurnas.com – Menyambut satu abad Nahdlatul Ulama (NU), Dewan Pengurus Pusat (DPP) Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) menggelar halaqah atau diskusi bertajuk "Gagasan Kontributif Membangun Kemandirian Ekonomi Nahdliyin".

Forum diskusi tahap pertama yang digelar di Kantor DPP PKB ini fokus pada persoalan ekonomi dengan menghadirkan mantan wakil presiden yang juga Mustasyar PBNU, Jusuf Kalla (JK) sebagai pembicara.

Selain JK, hadir pula ekonom kawakan dan mantan Menteri Ekonomi era Presiden Abdurrahman Wahid Dr Rizal Ramli, kemudian Direktur INFID Sugeng Bahagijo, dan Penulis Buku Nahdlatut Tujjar, Komisaris PT Pos Indonesia Adin Jauharuddin.

Ketua Umum DPP PKB Abdul Muhaimin Iskandar (Cak Imin) mengatakan, halaqah ini digelar sebagai upaya untuk melakukan evaluasi 100 tahun usia NU, juga momentum untuk melihat catatan sejarah dan ukiran prestasi NU selama 100 tahun. Selain itu, juga untuk merumuskan kemandirian ekonomi NU dalam menghadapi 100 tahun yang kedua.

”Diskusi panjang kita gelar untuk mempersiapkan 100 tahun kedua NU karena PKB tidak bisa lepas dari kontribusi dan pemikiran serta ikhtiar kita untuk bersama-sama membawa Nahdlatul Ulama semakin bermanfaat dan punya peran bagi negara bangsa,”  ujar Cak Imin dalam sambutannya.

Sebagai partai yang dilahirkan oleh para ulama NU, Cak Imin menyebut PKB harus juga memikirkan masa depan NU. Hal apa saja yang bisa dilakukan untuk kemajuan dan kemaslahatan NU kedepan.

”Kita lahir dan dibesarkan oleh NU. Kita harus berpikir 100 tahun yang kedua ini momentum strategis, dan penting untuk memberikan masukan kepada muktamirin dan muhtamirot yang akan menyelenggarakan perhelatan penting Muktamar di Lampung,” tuturnya.

Selain untuk memilih Rais Aam dan Ketua Umum PBNU, agenda Muktamar nantinya juga penting untuk merumuskan langkah-langkah NU kedepan.

Cak Imin menyebut saat ini sudah disipakan berbagai rekomendasi, tapi akan sangat lengkap jika rekomandasi-rekomendasi itu disarikan pula dari pikiran-pikiran para ahli, termasuk dari Pak JK.

Tak lupa Cak Imin menyampaikan terima kasih atas kehadiran JK dan para ekonom dalam diskusi tersebut.

Sebagai wakil presiden dua kali yang juga sebagai pengusaha besar, Cak Imin menilai sumbangsih pemikiran-pemikiran JK sangat diperlukan untuk mewujudkan kemandirian dan kemajuan perekonomian warga NU.

Sementara itu, JK mengatakan bahwa umat Islam harus lebih banyak yang maju. Saat ini, umat Islam yang mayoritas adalah warga Nahdliyin sangat tertinggal, utamanya di bidang ekonomi.

”Sering saya katakan, kalau ada 10 orang kaya, itu hanya satu yang muslim, yang sekarang ini hanya Chairul Tanjung dari 10 orang kaya yang masuk daftar,” katanya.

Artinya, kata JK, jika ada 100 orang miskin di Indonesia, 90 di antaranya adalah umat Islam. Jadi bagaimana pincangnya ekonomi kita sehingga kepincangan ekonomi harus diakali dengan semangat entrepreneurship.

"Intinya pedagang itu bukan dari pendidikan. Sekiranya pendidikan itu menjadi unsur utama orang maju dalam perdagangan, masuk saja perguruan tinggi. Karena orang kaya zaman dulu pendidikannya sangat sederhana. Bapak saya umur 3 SD tamat, tapi jadi pedagang besar. Begitu juga lain-lain, orang Tionghoa juga begitu,” katanya.

JK mengatakan, ketertinggalan ekonomi umat Islam ini menjadi tugas bersama untuk memberikan perhatian dalam kemajuan umat Islam, khususnya warga Nahdliyin. JK optimistis warga Nahdliyin juga bisa maju apabila kebijakan-kebijakan pemerintah mendukung.

”Pemerintah itu di antaranya PKB, bagaimana di DPR Fraksi PKB memberikan satu kebijakan dalam meningkatkan UKM lebih hebat lagi. Bagaimana memberikan potensi kepada pengusaha-pengusaha nasional pribumi untuk maju lagi. Bagaimana menteri-menteri PKB yang ada di kabinet mendukung,” tutur JK. 

KEYWORD :

Muktamar NU di Lampung Halaqah satu abad NU Cak Imin




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :