Rabu, 24/04/2024 17:15 WIB

Asian Games 2018

Kasus Doping PON 2016 Harus Jadi Pelajaran

Jangan sampai ada kasus doping oleh atlet Indonesia yang bisa mencoreng muka tuan rumah.

Syaifuddin Munis, Direktur Lembaga Anti Doping Indonesia (LADI)

Jakarta - Kasus doping yang mewarnai  Pekan Olahraga Nasional (PON) 2016 di Jawa Barat, menjadi pelajaran berharga bagi atlet, pelatih dan ofisial Indonesia menghadapi Asian Games 2018. Bahwa untuk menjadi juara, atlet tuan rumah atau atlet manapun, tidak boleh menggunakan cara-cara yang tidak fair seperti menggunakan doping. Apalagi, sanksi dan resikonya berat.

“Temuan 12 sampel urine atlet positif doping saat berlaga di PON tentu sangat memprihatinkan karena jumlahnya lebih banyak dari PON-PON sebelumnya. Ini harus didalami, apakah faktor kesengajaan atau ketidaktahuan. Yang pasti, pengetahuan atlet, pelatih dan orang tua terhadap jenis-jenis zat yang termasuk doping memang tetap harus ditingkatkan. Jangan sampai ada atlet nasional positif doping saat Indonesia menjadi tuan rumah Asian Games 2018,” ujar Direktur Lembaga Anti Doping Indonesia (LADI), Syaifuddin Munis di Jakarta, Jumat (12/2).

Munis menegaskan, LADI sebetulnya terus mengkampanyekan anti doping , termasuk mensosialisasikan jenis-jenis doping menjelang PON 2016. Namun, kurangnya kepedulian atau ketidakhati-hatian, dan terutama mungkin adanya ambisi besar untuk menjadi juara, membuat kasus doping tetap terjadi.

“Saat ini Indonesia sedang fokus mempersiapkan kontingen untuk meraih sukses prestasi pada Asian Games 2018. Kewaspadaan akan doping juga harus lebih diperhatikan. Mari kita berusaha agar jangan sampai ada kasus yang dapat mencoreng muka tuan rumah sebagai penyelenggara. LADI juga harus bekerja lebih keras lagi mengkampanyekan dan mensosialisasikannya,” tambah Munis.

Ia menambahkan, LADI sendiri akan memperketat tes anti doping dalam proses seleksi  atlet-atlet nasional yang dilakukan oleh Satlak Prima menghadapi Asian Games 2018 mendatang. (Advertorial)

KEYWORD :

Asian Games 2018 Anti Doping




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :