Jum'at, 26/04/2024 03:16 WIB

Dirjen Vokasi Dorong Penguatan Project Based Learning

Selama ini, lanjut Wikan, kemitraan antara pendidikan vokasi dengan Dunia Usaha dan Dunia Industri (DUDI) sudah terjalin cukup baik. Para pelaku DUDI konsisten bekerja sama dengan pendidikan vokasi dalam proses pembelajaran.

Webinar Road to DUDI Award 2021 (Foto: Ist)

Jakarta, Jurnas.com - Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi Kemdikbudristek, Wikan Sakarinto menyebut pendidikan vokasi saat ini menjadi salah satu fokus pemerintah dalam pembangunan sumber daya manusia (SDM).

Menurut Wikan, SDM vokasi yang unggul akan berpotensi menjadi pendongkrak peningkatan ekonomi nasional dan daya saing bangsa, karenanya link and match terus didorong.

Selain itu, pembelajaran berbasis proyek (Project Based Learning/PBL) yang riil menjadi salah satu model pembelajaran yang harus diterapkan di seluruh satuan pendidikan vokasi di Tanah Air.

"Pelaksanaan PBL belum terlalu kuat walaupun sudah ada. PBL bukan sekadar melakukan project lalu selesai, tetapi PBL yang riil ini adalah yang berdasarkan pada pesanan industri yang benar-benar dibutuhkan," tutur Dirjen Wikan pada Webinar Road to DUDI Awards 2021 pada Selasa (23/11).

Selama ini, lanjut Wikan, kemitraan antara pendidikan vokasi dengan Dunia Usaha dan Dunia Industri (DUDI) sudah terjalin cukup baik. Para pelaku DUDI konsisten bekerja sama dengan pendidikan vokasi dalam proses pembelajaran.

Namun, menurut dia belum semuanya bersifat mutual benefit dan berkelanjutan. Sementara pendidikan vokasi berharap lulusannya dapat segera terserap.

"Industri itu diajak menyusun kurikulum bersama, mengajar bersama, melaksanakan PBL yang riil, merancang magang bersama, menyusun sertifikasi kompetensi yang disepakati bersama. Baru jika sudah dilakukan, kita bisa menawarkan industri untuk menyerap lulusan. Jadi tidak bisa dipaksa, ketika merekrut pun mereka harus melakukan seleksi dahulu," imbuh dia.

Sementara itu Direktur Perencanaan dan Pelayanan Pusat Studi Apindo, Soeprayitno mengutarakan pandangannya mengenai kemitraan DUDI dengan pendidik vokasi dari kacamata industri. Ia membagi link and match vokasi dengan DUDI menjadi tiga bagian.

"Pertama adalah business matching, yaitu misalnya kami memindahkan sebagian proses bisnis ke Politeknik. Ini tentu bagi kami keuntungannya lebih murah, bahkan bagi pendidikan vokasi bisa dijadikan sebagai teaching factory. Tetapi memang tidak semua satuan pendidikan vokasi siap melakukan ini," terang Soeprayitno.

Lebih lanjut, Soeprayitno menjelaskan bahwa kemitraan kedua dapat juga melalui talent matching yang sasarannya adalah penyiapan SDM bagi DUDI. Baru yang ketiga adalah social matching.

Pada kesempatan tersebut Soeprayitno juga membahas mengenai tantangan pendidikan vokasi terhadap perubahan yang cepat dan dinamis dari DUDI. Dia mengungkapkan, SDM vokasi harus mampu mengejar dan memenuhi kualifikasi yang dibutuhkan industri.

Maka dari itu, dalam perekrutan seleksi menjadi tahapan yang penting, tidak semata-mata adanya kerja sama lulusan dari satuan pendidikan vokasi langsung terserap.

"Bagi kami industri, memiliki etos kerja itu sangat penting. Jadi jangan hanya kompeten tetapi juga harus berkualitas dan memenuhi syarat, qualified," tegas dia.

Diketahui, sebagai bentuk apresiasi terhadap DUDI, Direktorat Kemitraan dan Penyelarasan Dunia Usaha dan Dunia Industri, Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi Kemdikbudristek akan menggelar DUDI Awards 2021 pada 15 Desember mendatang.

KEYWORD :

Pendidikan Vokasi Wikan Sakarinto Kemdikbudristek Project Based Learning




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :