Jum'at, 19/04/2024 02:09 WIB

Kementan Tekankan Pentingnya Keamanan Pangan

Mereka sudah mulai menghindari makanan yang disinyalir mengandung residu petisida, logam berat dan oagrokimia lainnya.

Kunjungan Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi ke BPP Pagelaran pada Jumat, 4 September 2020.

JAKARTA, Jurnas.com - Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP), Kementerian Pertanian (Kementan), Dedi Nursyamsi mengatakan keamanan pangan kini menjadi faktor keberhasilan pertanian.

"Keamanan pangan saat ini menjadi faktor utama di dalam konsumsi di negara yang sudah maju," kata Dedi pada acara Mentan Sapa Petani dan Penyuluh (MSPP) Volume 42 yang bertajuk "Skema Pembiayaan untuk Pertanian Organik" secara virtual, Jumat (12/11).

Dedi menyebutkan, negara importir saat ini sudah mulai ketat terutama masalah keamanan dan kesehatan pangan. Mereka sudah mulai menghindari makanan yang disinyalir mengandung residu petisida, logam berat dan oagrokimia lainnya.

"Salah satu tuntutan negara maju ke negara eksportir, termasuk Indonesia, yakni pangan yang akan dikonsumsi harus bebasdari residu pestisida, logam berat dan harus bebas dari agrokimia," ujar Dedi.

Bahkan saat ini, lanjut Dedi, negara maju sudah memperluas tuntutan terhadap negara eksportir agar pangan yang akan diekspor harus betul-betul bebas dari pencemaran lingkungan, termasuk bebas menghasilkan gas rumah kaca.

Karena itulah, Dedi mendorong penyuluh pertanian di lapangan untuk melakukan edukasi kepada petani untuk mengurangi penggunaan pupuk kimia. Pasalnya, pada pupuk kimia, terdapat bahan agrokimia yaitu semua input produksi pertanian yang bersumber dari sintesis bahan kimia.

Meskipun bahan tersebut dapat memaksimalkan peningkatan kualitas dan kuantitas produksi pertanian. Namun di balik itu, terdapat beberapa hal negatif berakibat pada tanaman dan lingkungan.

Diuraikan Dedi macam-macam agrokimia di antaranya pestisida, pupuk sintesis, hormon, dan agen pertumbuhan. "Lakukan pemupukan seperlunya saja, tidak usah berlebihan, jika pupuk berlebih malah bisa mencemari lingkungan," kata alumnus IPB University.

Di tengah tren gaya hidup sehat pada masa pandemi, Dedi mendorong para petani melakukan pertanian organik. Menurutnya, walaupun pertanian organik produktivitasnya rendah, tapi keuntungannya sangat menggiurkan.

"Saat ini pertanian organik luar biasa karena pertanian organik itu hampir tidak ada input agromimia. Pertanian organik saat ini sudah berkembang pesat ditambah lagi inovasi teknologi pertanian organik luar biasa," ujar Dedi.

Terkait penggunaan pupuk yang efektif Kementan juga terus menyosialisasikan kepada petani melalui Sekolah Lapang (SL) Integrated Participatory Development Managament of Irrigation Project (IPDMIP).

KEYWORD :

IPDMIP Keamanan Pangan Dedi Nursyamsi




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :