Jum'at, 19/04/2024 21:44 WIB

Merah Putih, Etnis Tiongkok dan Arab Menyatu di Surabaya

Jas Merah untuk tidak melupakan sejarah digaungkan oleh grup musik Maharya. Seperti apa?

Mahakarya untuk Indonesia Raya. (Foto: Jurnas/Ist).

Jakarta, Jurnas.com- Gema Takbir dan teriakan merdeka atau mati  yang membahana menjadi bara yang membakar jiwa patriotisme seluruh rakyat Surabaya tatkala Bung Tomo mengumandangkan pidato yang berapi-api beberapa waktu sebelum ribuan jiwa rakyat Surabaya gugur demi mempertahankan kemerdekaan Indonesia yang baru berusia seumur jagung, dimuat dalam ‘Majalah Merdeka’ terbitan 17 Februari 1946

Demikian sepenggal kata yang diucapkan oleh Sekertaris Yayasan WR Soepratman yang juga sekaligus konseptor musik kebangsaan.  Angga maharya, pada kesempatan acara launching beberapa waktu lalu , kelompok seniman musik yang menamakan dirinya Maharya Binaan Yayasan WR Soepratman ini, mengklaim lewat lagu yang mereka ciptakan sebagai wujud nyata penghormatan atas segala pengorbanan para pejuang- pejuang rakyat Surabaya saat itu.

Dalam kesempatan ini Mahakarya melaunching lagu Patriotisme dengan Judul “Jas Merah” yang dapat dinikmati di seluruh digital platform Indonesia. Lagu tersebut sangat mewakili Ungkapan perasaan sekaligus menumbuhkan kembali emosi jiwa patriotisme yang mulai melemah.
Ketika kita mendengarkan sepenggal bait demi bait yang dinyanyikan oleh sang vokalis Angga Maharya, Dentuman Gebukan sang drummer Herman Husin dan distorsi sang gitaris Iram Ucamp yang mampu membuat jantung terhentak kencang seolah kita di bawa pada masa peristiwa 10 november 1945.

Disampaikannya, Maharya memilih musik sebagai sarana untuk kampanyekan persatuan bangsa, karena pada faktanya 17 tahun sebelum pecahnya peristiwa 10 November 1945 para pemuda yang mengadakan kongres pemuda ke-2 di jakarta telah melahirkan beberapa organisasi pergerakan nasional.

Diantaranya melahirkan Ikrar Agung yang kita kenal sebagai Sumpah Pemuda dan lahirlah Lagu kebangsaan Indonesia Raya yang hingga kini masih bisa di nikmati oleh siapapun yang menamakan dirinya anak bangsa entah ras Tionghoa , ras Arab atau ras apapun itu.

Ketika terlahir di bumi pertiwi ini dan telah menjadi warga negara Indonesia sudah pasti berkewajiban turut menjaga Persatuan dan kesatuan Indonesia. untuk segmentasi musik patriotism yang selalu di kampanyekan Maharya itu sendiri seperti apa

Maharya memiliki tempat di kalangan aktifis ormas LSM yang merah putih bahkan mahasiswa sekalipun . Untuk itu beberapa kali diminta bersama narasumber menjadi kan musik- musik Maharya sebagai sarana Dialog kebangsaan, di beberapa kampus dan acara LSM ORMAS yang turut menjaga Kesatuan dan persatuan Indonesia bukan LSM ORMAS sayap partai politik.

KEYWORD :

Merah Putih Etnis Tiongkok Etnis Arab




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :