Jum'at, 19/04/2024 06:36 WIB

Menteri KKP Ajak Nelayan Tradisional Optimalkan Budidaya Ikan

Indonesia baru mengisi 3,5 persen atau senilai USD 5,2 miliar dari kebutuhan pasar dunia terhadap produk-produk perikanan.

Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP), Sakti Wahyu Trenggono. (Foto: Ist)

Jakarta, Jurnas.com - Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP), Sakti Wahyu Trenggono, mengajak nelayan tradisional, untuk ambil bagian, dalam mengoptimalkan potensi perikanan budidaya di Indonesia.

Menteri Trenggono menyakini, kegiatan budidaya dapat mendorong peningkatan pendapatan para nelayan, karena tingginya permintaan terhadap produk perikanan di pasar dunia.

Hal itu, disampaikannya saat mengisi diskusi publik, secara daring, yang digelar Kesatuan Nelayan Tradisional Indonesia (KNTI), bertajuk "Masa Depan Perikanan Budidaya di Indonesia," Selasa (9/11/2021).

"Besarnya pasar perikanan dunia begitu luar biasa, sekitar USD 160 miliar. Namun di pasar internasional itu tidak semua, hanya komoditas yang spesifik. (Penyediaan) komoditas ini hanya bisa dilakukan melalui budidaya,” ujar Menteri Trenggono.

Indonesia baru mengisi 3,5 persen atau senilai USD 5,2 miliar dari kebutuhan pasar dunia terhadap produk-produk perikanan. Padahal potensi lahan perikanan budidaya begitu luas mencapai 17,9 juta hektare yang terdiri dari budidaya laut, budidaya air payau di pesisir, dan budidaya air tawar di daratan (pedalaman).

KKP, kata Menteri Trenggono, memiliki dua program terobosan untuk meningkatkan produktivitas perikanan budidaya di Indonesia. Meliputi peningkatan produksi komoditas berorientasi ekspor, yakni udang, lobster, kepiting, dan rumput laut, serta membangun kampung-kampung budidaya berbasis kearifan lokal.

Menteri Trenggono lebih jauh, memaparkan, pada program kampung budidaya akan mengutamakan komoditas bernilai ekonomi tinggi yang populasinya terus berkurang. Sebagai contoh ikan belida, semah, dan ikan bilih yang cocok untuk kegiatan budidaya di wilayah pedalaman. Kemudian ada pula nila salin dan patin untuk kegiatan budidaya di pesisir.

Menteri Trenggono melanjutkan, KKP memiliki tujuan menyelamatkan komoditas perikanan lokal dari kepunahan. Selain itu, mendorong peningkatan penghasilan masyarakat pembudidaya, menambah pendapatan asli daerah, serta menyerap banyak tenaga kerja.

Sementara untuk kegiatan budidaya berorientasi ekspor khususnya komoditas udang, KKP sudah memiliki langkah strategis dengan target produksi 2 juta ton pada 2024. Tahapannya melalui evaluasi tambak eksisting, revitalisasi tambak tradisional sehingga produksinya naik dari 0,6 ton per hektare menjadi 2 ton per hektare, serta membangun modelling tambak udang modern yang terintegrasi dari hulu hingga hilir.

“Agar bisa berhasil, maka harus memenuhi syarat tambak yang sehat, yaitu air yang bersih, memiliki instalasi IPAL, memiliki instalasi tandon yang baik,” ujar Menteri Trenggono.

Siapa saja bisa terlibat dalam program terobosan KKP, termasuk para nelayan tradisional. Bahkan KKP melalui BLU LPMUKP siap memberikan bantuan permodalan dengan bunga yang cukup ringan sekitar 3 persen per tahun. "Target Pemerintah bagaimana bisa meningkatkan harkat, martabat dan kesejahteraan nelayan tradisional," pungkasnya.

KEYWORD :

Menteri Trenggono Nelayan Tradisional Potensi Perikanan




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :