Kamis, 25/04/2024 10:31 WIB

Paradigma Berubah, Kesehatan Jadi Nomor Satu dalam Berwisata

Paradigma masyarakat telah berubah, faktor kesehatan menjadi nomor satu ketika harus bepergian.

Webinar Generasi Positive Thinking (Genposting) tentang Wisata Aman di Era Adaptasi Kebiasaan Baru. Foto: tangkapan layar

JAKARTA, Jurnas.com - Di tengah situasi pandemi COVID-19, roda ekonomi perlu terus berputar, termasuk dari sektor pariwisata. Tentu pergerakan ini dibutuhkan kerja sama banyak pihak guna patuh terhadap protokol kesehatan. Penerapan protokol CHSE di sektor pariwisata ini akan membantu mewujudkan pariwisata yang sehat.

Di era pandemi ini paradigma berwisata juga turut berubah. Kini faktor kesehatan menjadi nomor satu dalam setiap melakukan perjalanan wisata.

Hal ini mengemuka dalam webinar Generasi Positive Thinking (Genposting) tentang Wisata Aman di Era Adaptasi Kebiasaan Baru: “Gerakan Wisata Sehat Kota Semarang” yang digelar Direktorat Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo), Senin, (1/11/2021).

“Paradigma masyarakat telah berubah, faktor kesehatan menjadi nomor satu ketika harus bepergian,” kata Ketua ASITA Jawa Tengah Joko Suratno.

Joko mengatakan, Protokol kesehatan harus dipenuhi oleh pihak penyedia jasa dan juga peserta wisata itu sendiri.

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Semarang, Indriyasari menambahkan semua pelaku wisata dan tempat wisata sudah menerapkan protokol CHSE dan juga terintegrasi dengan aplikasi peduli lindungi.

Sedangkan Ketua Kadin Kota Semarang, Arnaz Agung Andrarasmara menyampaikan, kultur dan tren harus diinovasikan untuk menjadi hal yang bagus.

“Kunci untuk suksesnya adalah sinergi dengan masyarakat yang ada di Kota Semarang," kata Arnaz Agung.

Senada dengan Arnaz, Ketua BPPD Jawa Tengah, Sugeng Sugiantoro menambahkan penggunaan sosial media secara efisien akan membantu untuk menambah jaringan dan mendorong konsumen untuk memilih.

Koordinator Informasi dan Komunikasi Maritim, Kemkominfo, Yudi Syahrial pun menyambut baik hal tersebut dan menyatakan bahwa pemerintah juga tidak tinggal diam untuk selalu melakukan inovasi dan terobosan untuk memperbaiki dan memajukan pariwisata.

“Upaya yang sudah dilakukan pemerintah untuk pemulihan pariwisata selain pembangunan infrastruktur juga edukasi kepada pengguna internet untuk dapat bijak bersosmed karena hal itu bisa berdampak negatif, jika kita termakan isu-isu yang tidak benar maupun hoax,” ujar Yudi.

Sebelumnya, Direktur Informasi dan Komunikasi Perekonomian dan Maritim Kemkominfo, Septriana Tangkary dalam sambutannya mengingatkan pentingnya untuk meningkatkan daya saing industri dan ekosistem usaha pariwisata.

“Rancangan sasaran dan target pembangunan pariwisata 2020-2024 adalah meningkatnya citra, daya saing dan kontribusi pariwisata dalam mendukung perbaikan kesejahteraan masyarakat serta pertumbuhan ekonomi yang berkualitas,” jelasnya.

Selanjutnya Ketua APJII Jateng, Priyo Suyono Priyo Suyono mengatakan dampak lain dari pandemi adalah akselerasi di bidang pariwisata semakin cepat tercapai, dengan adanya peningkatan jumlah pengguna internet, masyarakat dapat berpromosi mengenai destinasi wisata melalui media sosial.

Sejalan dengan hal itu Wakil Wali Kota Semarang, Hevearita G. Rahayu mengatakan bahwa, “Wisata aman dan nyaman, harus berkelanjutan dan dikembangkan sehingga Semarang dapat sehat aman dan menjadi tujuan utama pariwisata.”

 

KEYWORD :

Pardigma wisata faktor kesehatan Kemenkominfo




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :