Kamis, 18/04/2024 11:22 WIB

Arzeti Bilbina Lindungi Kesehatan Ibu dan Bayi, Terus Sosialisasikan Bahaya BPA

Arzeti Bilbina terus gencar mensosialisasikan bahaya BPA terhadap ibu, janin dan bayi.

Arzeti Bilbina saat hadir di diskusi publik terkait bahaya BPA. (Foto: Jurnas/Ist).

Jakarta, Jurnas.com- Anggota DPR RI Komisi IX dari Fraksi PKB,  Arzeti Bilbina Arzeti Bilbina memberikan kabar baik terkait bahaya kandungan BPA dalam kemasan plastik dan air isi ulang. Pemerintah dalam hal ini menyambut positif dan DPR RI telah melakukan rapat kerja dengan BPOM. Pada tahun anggaran 2022 pemerintah akan mengalokasikan untuk sosialisasi bahaya BPA.

Diketahui selama ini, Arzeti Bilbina sosok yang vokal untuk melindungi kesehatan ibu hamil dan anak-anak dari bahaya BPA. Ia terus gencar mengkampanyekan bahaya kandungan tersebut. Dan setuju jika kemasan plastik makanan dan minuman harus free BPA.

“Kita terus dukung selama untuk menjaga kesehatan masyarakat, khususnya ibu hamil, janin dan bayi. Kita akan terus menjaga generasi bangsa,” tegas Arzeti Bilbina, baru-baru ini.

Senada dengan Arzeti, Ketua Komisi Perlindungan Anak, Ketua Umum Komnas Perlindungan Anak (Komnas PA), Arist Merdeka Sirait dengan tegas menyatakan kekecewaan atas lambannya pihak BPOM yang tidak segera memberi label pada galon guna ulang yang jelas mengandung BPA.

"Saya sudah beberapa kali menjadi narasumber webinar tentang pelabelan BPA. Dan BPOM masih lambat dalam menetapkan revisi PERKA label. Di banyak negara, BPA pada kemasan sudah dilarang. Sepertinya saya mencium upaya untuk menggagalkan rencana BPOM untuk merevisi PERKA label terkait BPA pada kemasan galon isi ulang dan memasang label peringatan pada keasan plastik yang mengandung BPA. Salah satunya ada upaya untuk tidak mencantumkan label peringatan BPA pada kemasan galon isi ulang berbahan PC ini,” kata Arist Merdeka Sirait.

“Seharusnya tidak ada toleransi batas ambang terkait kemasan yang mengandung BPA untuk bayi, balita dan janin pada ibu hamil. Jangan sampai upaya  ini malah menyesatkan bagi konsumen, BPA tetap racun. Migrasinya tidak layak dikonsumsi oleh usia rentan," tegasnya.  

Ketua Umum Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia (AIMI) dan Koordinator Presidium Gerakan Kesehatan Ibu dan Anak (GKIA) Nia Umar mengatakan bahwa BPA adalah zat kimia yang berfungsi untuk mengeraskan plastik dan membuat bahan plastik menjadi tahan lama. Akan tetapi penggunaan plastik yang mengandung BPA dapat menyebabkan berbagai macam penyakit, seperti kanker, syaraf dan lain sebagainya. BPA salah satunya terdapat pada galon guna ulang.

"Jadi ibu-ibu bukan menakut-nakuti, BPA itu ibarat polusi yang tidak kelihatan. Kalau asap masih kelihatan. BPA tidak terlihat tapi secara akumulatif dapat memicu berbagai macam penyakit, " tandas Nia Umar dalam Diskusi Publik berjudul Bebaskan Anak, Balita, Bayi dan Janin dari Bahaya Bisphenol A (BPA) - urgensi label Bebas BPA.


KEYWORD :

Arzeti Bilbina Bahaya BPA Arist Merdeka




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :