Jum'at, 19/04/2024 09:36 WIB

Peringati HPS, FAO Komitmen Dukung Transformasi Sistem Pangan Indonesia

Hal itu dia sampaikan pacara secara virtual pada puncak peringatan Hari Pangan Sedunia (HPS) ke-41 yang dihelat secara langsung di hamparan persawahan Desa Jagapura Wetan, Kecamatan Gegesik, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, Senin (25/10).

Hari Pangan Sedunia (HPS) ke-41 yang dihelat secara langsung di hamparan persawahan Desa Jagapura Wetan, Kecamatan Gegesik, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, Senin (25/10).

CIREBON, Jurnas.com - Kepala Perwakilan FAO untuk Indonesia dan Timor Leste, Rajendra Aryal mengatakan FAO berkomitmen memberikan lebih banyak dukungan dalam upaya terus menerus untuk melakukan transformasi sistem pangan Indonesia, yang berkelanjutan.

Hal itu dia sampaikan pada puncak peringatan Hari Pangan Sedunia (HPS) ke-41 yang dihelat secara langsung di hamparan persawahan Desa Jagapura Wetan, Kecamatan Gegesik, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, Senin (25/10).

"FAO akan terus bekerja sama dengan pemerintah untuk memberikan perlindungan kepada petani kecil dan keluarganya, pekerja pangan di semua sektor, dan mereka yang sangat rentan," kata Rajendra.

Rajendra mengatakan, saat kondisi pangan dan perekonomian dunia mengalami penurunan akibat dampak COVID-19, pertanian Indonesia justru mampu menyediakan pangan sehingga PDB sektor pertanian terus mengalami pertumbuhan dan menjadi penyelamat perekonomian nasional.

"Pada HPS kedua di masa pandemi covid 19, Pemerintah Indonesia telah melakukan pembangunan pertanian yang luar biasa. Kinerja sektor pertanian luar biasa, PDB sektor pertanian tumbuh positif dan mengalami kenaikan mencapai 2,59 persen. Pencapaian ini luar biasa," ujarnya.

Sementara itu, Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (Mentan) mengatakan, HPS ke-41 kali ini bertujuan memperkuat kerja sama dan meningkatkan koordinasi fungsional yang efektif dari seluruh komponen pemerintah dan masyarakat guna mendukung ketahanan pangan.

Selain itu, kata Syahrul, untuk mendorong ketangguhan sektor pertanian, khususnya dalam konteks pandemi global COVID-19 yang masih berlangsung hingga saat ini.

"Dalam dua tahun ini, Indonesia dilanda situasi sulit yaitu pandemi COVID-19 yang membuat sendi kehidupan stagnasi namun sektor pertanian Indonesia mampu menjaga negara dan bangsa. Pertanian satu-satunya sektor yang tak pernah surut, PDB pertanian tumbuh yang terus tumbuh positif di saat sektor lain mengalami penurunan," sebutnya.

Syahrul menekankan, tantangan yang hadapi sektor pertanian ke depan semakin berat mengingat akan adanya perubahan iklim, krisis air dan lonjakan pertumbuhan jumlah penduduk Indonesia bahkan dunia.

Karena itu, HPS ke 41 ini harus dijadikan sebagai momentum konsolidasi emosional semua pihak untuk menghadapi tantangan sektor pertanian ke depan yang semakin besar tersebut.

"Oleh karena itu, di HPS ini siapkan teknologi untuk mengatasi perubahan iklim, agar bisa menyiapkan air sehingga tidak terjadi kekeringan, upaya-upaya menanami pekarangan dan varietas tanaman yang dapat menyimpan atau hemat air," kata Syahrul.

Lebih lanjut, Syahrul menyampaikan apresiasi atas komitmen dan dukungan FAO, IFAD, WFP, dan mitra pembangunan lainnya dalam membantu Indonesia untuk mengurangi dampak pandemi COVID-19, utamanya bagi petani dan masyarakat rentan.

Secara khusus, ucapkan terima kasih juga atas kerja sama Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah serta seluruh elemen masyarakat dalam mendorong berbagai upaya konkret dan positif menuju sektor pertanian yang Maju, Mandiri dan Modern.

"Highlight kegiatan HPS tahun ini adalah kita akan bersama-sama secara serentak melakukan kegiatan panen dan tanam raya berbagai komoditas pertanian dari 41 titik lokasi di seluruh Indonesia, dari Sabang sampai Merauke," ucapnya.

Adapun komoditas yang akan ditanam dan dipanen meliputi komoditas padi, jagung, sorghum, kedelai, kacang tanah, kelapa sawit dan kakao, cabai, tomat, brokoli, bawang merah dan bunga hias. Kementan mengupayakan tiada hari tanpa panen dan tanam di berbagai titik di Indonesia.

"Sesuai dengan arahan Bapak Presiden Jokowi, hal ini merupakan upaya kami dalam memastikan ketersediaan bahan pangan, menjaga stabilisasi harga dan meningkatkan kesejahteraan petani. Yang penting harus jalankan adalah kapan kita berpikir tidak mau impor," ujarnya..

KEYWORD :

Hari Pangan Sedunia Rajendra Aryal Pertanian Berkelanjutan




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :