Sabtu, 20/04/2024 13:24 WIB

Geng Haiti Minta Tebusan Rp240 Miliar untuk Pembebasan Misionaris AS

Kelompok yang diculi terdiri 16 orang Amerika dan 1 orang Kanada termasuk enam wanita dan lima anak-anak, termasuk seorang bayi berusia delapan bulan. Mereka diculik di daerah yang disebut Croix-des-Bouquets, sekitar 13 km di luar ibu kota, yang didominasi oleh 400 geng Mawozo.

Sebuah pintu masuk ke kompleks Christian Aid Ministries terlihat setelah penculikan sekelompok misionaris yang berbasis di AS memicu kekhawatiran internasional atas kekerasan geng, di Titanyen, di pinggiran Port-au-Prince, Haiti, pada 18 Oktober 2021. ( Foto: REUTERS/Ralph Tedy Erol)

JAKARTA, Jurnas.com - Sebuah geng di Haiti yang menculik sekelompok misionaris Amerika Serikat (AS) dan Kanada meminta tebusan US$17 juta atau sekitar Rp240 miliar untuk membebaskan tawanan.

Menteri Kehakiman Haiti, Liszt Prettyl mengatakan kepada Reuters, pembicaraan sedang berlangsung dengan para penculik untuk meminta pembebasan para misionaris yang diculik selama akhir pekan di luar ibukota Port-au-Prince oleh geng bernama 400 Mawozo.

"Mereka (Geng Haiti) meminta US$ 1 juta atau sekitar Rp 14 miliar per orang," kata Prettyl.

 

Kelompok yang diculi terdiri 16 orang Amerika dan 1 orang Kanada termasuk enam wanita dan lima anak-anak, termasuk seorang bayi berusia delapan bulan. Mereka diculik di daerah yang disebut Croix-des-Bouquets, sekitar 13 km di luar ibu kota, yang didominasi oleh 400 geng Mawozo.

Sebelumnya, lima imam dan dua biarawati, termasuk dua warga negara Prancis, diculik pada April di Croix-des-Bouquets dan dibebaskan akhir bulan itu.

Penculikan telah menjadi lebih berani dan biasa di Haiti di tengah krisis politik dan ekonomi yang berkembang, dengan setidaknya 628 insiden dalam sembilan bulan pertama tahun 2021 saja, menurut sebuah laporan Pusat Analisis dan Penelitian Hak Asasi Manusia nirlaba Haiti (CARDH).

Haiti pada Senin melakukan pemogokan nasional untuk memprotes kejahatan geng dan penculikan, yang telah meningkat selama bertahun-tahun dan telah memburuk sejak pembunuhan Juli terhadap Presiden Jovenel Moise.

Toko-toko dibuka kembali pada hari Selasa di Port-au-Prince dan transportasi umum mulai beredar lagi. Pemimpin sektor transportasi telah mendorong pemogokan, sebagian karena pekerja transportasi sering menjadi sasaran penculikan geng.

FBI mengatakan dalam sebuah pernyataan pada Senin bahwa itu adalah bagian dari upaya pemerintah AS untuk melibatkan orang Amerika ke tempat yang aman.

Penculikan di Haiti jarang melibatkan orang asing.

Para korban biasanya adalah orang Haiti kelas menengah yang tidak mampu membeli pengawal tetapi tetap dapat mengumpulkan uang tebusan dengan meminjam uang dari keluarga atau menjual properti.

Krisis yang berkembang di Haiti juga menjadi masalah besar bagi AS. Gelombang ribuan migran Haiti tiba di perbatasan AS-Meksiko bulan lalu, tetapi banyak yang dideportasi ke negara asal mereka tak lama kemudian. (Reuters)

KEYWORD :

Geng Haiti 400 Mawozo Amerika Serikat Kanada




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :