Selasa, 16/04/2024 22:10 WIB

Perintah Jokowi ke Erick Thohir Sangat Tepat, BUMN Seharusnya Tak Andalkan PMN

Banyak cara yang dapat dilakukan oleh BUMN dalam hal mendapatkan bantuan financial seperti Kredit Modal Kerja, MTN bahkan bantuan dari mitra bisnis dari luar negeri. Tidak harus tergantung dengan PMN.

Pengamat BUMN, Kiki Rizki Yoctavian. (Foto: Dok. Ist)

Jakarta, Jurnas.com - Presiden Joko Widodo (Jokowi) baru-baru ini menyindir BUMN yang masih saja mendapat penyertaan modal negara (PMN), namun tidak memberikan kontribusi ekonomi ke negara. Jangankan memberi dividen, para perusahaan negara ini justru sudah sakit selama bertahun-tahun.

Selain menyindir, Jokowi juga meminta Menteri BUMN Erick Thohir untuk tegas dan segera menutup para perusahaan negara yang sakit. Apalagi bila kinerja dan kondisi keuangan sudah benar-benar tidak bisa ditolong lagi.

Bagi pengamat BUMN, Kiki Rizki Yoctavian, langkah tersebut sudah sangat tepat. Sikap Presiden Jokowi juga sudah sangat jelas dan patut mendapatkan apresiasi.

“PMN hakikatnya untuk membantu BUMN yang mendapatkan tugas dari pemerintah melalui pemegang saham (Kementerian BUMN). Bukan untuk menolong BUMN yang mengalami defisit neraca keuangan bahkan merugi. Alhasil PMN yang diberikan pemerintah malah digunakan untuk keperluan pembayaran kewajiban masa lalu seperti utang dan pajak bukan untuk pendanaan produktif yang menghasilkan,” kata dia kepada Jurnas.com, Selasa (19/10).

Aktivis yang tergabung dalam organisasi Pena 98 ini menjelaskan, BUMN harus bisa mandiri terlepas dari PMN. 

“Banyak cara yang dapat dilakukan oleh BUMN dalam hal mendapatkan bantuan financial seperti Kredit Modal Kerja, MTN bahkan bantuan dari mitra bisnis dari luar negeri. Tidak harus tergantung dengan PMN,” terang Kiki.

Terlepas dari itu, dia yakin Menteri Erick Thohir berusaha sekuat mungkin merestrukturisasi BUMN dan mindset para direksi serta komisaris BUMN agar dapat mandiri dan bersaing secara global. 

Salah satu yang menjadi sorotan Kiki adalah perusahaan plat merah, Garuda Indonesia. Dia bilang, ide dari Wakil Menteri BUMN II  Kartika Wirjoatmodjo menyiapkan maskapai penerbangan milik Pertamina Pelita Air sebagai maskapai penerbangan nasional menggantikan Garuda Indonesia sangat tepat. 

“Ini menunjukan bukan hanya penyelamatan BUMN yang sakit, bahkan skema penyelamatan nama Indonesia di dunia internasional pun dilakukan oleh Kementerian BUMN. BUMN akan lebih baik jika menekankan pentingnya core value akhlak BUMN, bukan hanya sekedar seremonial di masing masing BUMN saja. Setiap insan BUMN harus menjalankan core value dalam aktifitas di BUMN,” demikian Kiki.

Sejauh ini sudah ada tujuh BUMN yang masuk dalam daftar yang akan dibubarkan Menteri BUMN Erick Thohir.

Mereka adalah PT Merpati Nusantara Airlines (Persero), PT Industri Gelas (Persero) atau Iglas, PT Istaka Karya (Persero), PT Kertas Kraft Aceh (Persero), PT Industri Sandang Nusantara (Persero) atau Insani, PT Pembiayaan Armada Niaga Nasional (Persero) atau PANN, dan PT Kertas Leces (Persero).

KEYWORD :

BUMN Penyertaan Modal Negara Kiki Reza Yoktavian Erick Thohir Pena 98




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :