Kamis, 25/04/2024 16:50 WIB

Malala Surati Taliban Desak Penguasa Izinkan Anak-anak Sekolah

Sudah satu bulan sejak militan garis keras Taliban, yang merebut kekuasaan pada Agustus, melarang anak perempuan kembali ke sekolah menengah sementara memerintahkan anak laki-laki kembali ke kelas.

Pada 10 Oktober 2014, komite Nobel memberikan hadiah perdamaian kepada Malala Yousafzai dan Kailash Satyarthi, aktivis hak-hak anak.

KABUL, Jurnas.com - Pemenang Hadiah Nobel Perdamaian Malala Yousafzai, yang ditembak oleh Taliban Pakistan saat masih sekolah, mendesak penguasa baru Afghanistan untuk membiarkan anak perempuan kembali ke sekolah.

Sudah satu bulan sejak militan garis keras Taliban, yang merebut kekuasaan pada Agustus, melarang anak perempuan kembali ke sekolah menengah sementara memerintahkan anak laki-laki kembali ke kelas.

Taliban mengklaimakan mengizinkan anak perempuan untuk kembali setelah mereka memastikan keamanan dan pemisahan yang lebih ketat di bawah interpretasi mereka atas hukum Islam - tetapi banyak yang skeptis.

"Kepada pihak berwenang Taliban ... membalikkan larangan de facto pada pendidikan anak perempuan dan segera membuka kembali sekolah menengah perempuan," kata Yousafzai dan sejumlah aktivis hak-hak perempuan Afghanistan dalam sebuah surat terbuka yang diterbitkan pada Minggu (17/10).

Yousafzai meminta para pemimpin negara-negara Muslim untuk menjelaskan kepada Taliban bahwa agama tidak membenarkan mencegah anak perempuan pergi ke sekolah.

"Afghanistan sekarang satu-satunya negara di dunia yang melarang pendidikan anak perempuan," kata para penulis, yang termasuk kepala komisi hak asasi manusia Afghanistan di bawah pemerintah terakhir yang didukung AS Shaharzad Akbar.

Para penulis meminta para pemimpin dunia G20 untuk menyediakan dana mendesak untuk rencana pendidikan bagi anak-anak Afghanistan.

Sebuah petisi di samping surat itu pada hari Senin menerima lebih dari 640.000 tanda tangan.

Aktivis pendidikan Yousafzai ditembak oleh militan dari Tehreek-e-Taliban Pakistan, sebuah cabang dari Taliban Afghanistan, di kota kelahirannya di lembah Swat saat berada di bus sekolah pada tahun 2012.

Sekarang berusia 24 tahun, dia mengadvokasi pendidikan anak perempuan, dengan Malala Fund nirlaba yang telah menginvestasikan US$2 juta di Afghanistan. (AFP)

KEYWORD :

Malala




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :