Jum'at, 26/04/2024 00:29 WIB

Peringatan Maulid Nabi Jadi Momentum Tauladani Perilaku Nabi

Nabi tidak hanya menauladankan ummatnya bagaimana kita beribadah dalam urusan akhirat saja namun dalam urusan keduniawian banyak sekali Nabi memberi contoh dan memberi solusinya bila ada masalah atau persoalan.

Wakil Ketua MPR, Jazilul Fawaid (Gus Jazil).

Jakarta, Jurnas.com - Wakil Ketua MPR Jazilul Fawaid mengajak kepada ummat Islam agar menjadikan momentum peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW sebagai jalan untuk semakin menauladani apa-apa yang dicontohkan oleh Nabi.

Maulid Nabi merupakan perayaan atas kelahiran Nabi Muhammad SAW. Peringatan ini biasa dilakukan setiap tanggal 12 Rabiul Awal dalam penanggalan Hijriyah. Dalam kalender Masehi, Maulid Nabi tahun ini jatuh pada 19 Oktober namun oleh pemerintah hari liburnya digeser menjadi tanggal 20 Oktober.

Menurut politisi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), ummat Islam penting untuk meningkatkan menauladani perilaku Nabi sebab rasul terakhir itu merupakan panutan hidup. “Sudah selayaknya apa yang kita lakukan sesuai dengan apa yang dituntunkan oleh Nabi,” ujar pria yang akrab dipanggil Gus Jazil itu, Jakarta, 18 Oktober 2021.

Dikatakan oleh pria kelahiran Pulau Bawean, Kabupaten Gresik, Jawa Timur, itu Nabi tidak hanya menauladankan ummatnya bagaimana kita beribadah dalam urusan akhirat saja namun dalam urusan keduniawian banyak sekali Nabi memberi contoh dan memberi solusinya bila ada masalah atau persoalan.

“Dalam urusan dagang, Nabi banyak memberi resep bagaimana dagangan kita laris tanpa berbuat curang atau merugikan orang lain”, paparnya. “Intinya adalah menekankan kejujuran,” tambahnya.

Diungkapkan Nabi membawa ummatnya kepada kehidupan yang terbuka dan berdampingan dengan ummat-ummat yang lain. Pada masa kehidupan Nabi, di sana juga ada kehidupan kaum Nasrani, Yahudi, dan penganut-penganut kepercayaan yang lain.

Untuk hidup berdampingan dengan ummat yang lain, dikatakan oleh Gus Jazil, Nabi juga punya resep bagaimana caranya. Cara Nabi hidup berdampingan dengan ummat yang beragam, menurut Gus Jazil juga perlu ditauladani oleh ummat Islam. “Nabi tidak hanya hidup berdampingan dengan ummat yang lain namun juga membuat perjanjian dengan mereka,” ungkapnya.

Diceritakan oleh Gus Jazil, pada masa itu di Madinah hidup berbagai macam ummat beragama dan kepercayaan yang lain. Di kalangan ummat Islam sendiri pun juga ada dua kelompok yakni kamu muhajirin dan anshar. Perbedaan yang ada oleh Nabi ingin dipersaudarakan, disatukan, dengan ikatan hukum yang disepakati bersama.

“Sebelum mempersaudarakan ummat Islam dengan ummat yang lain, Nabi lebih dahulu mempersaudarakan kaum muhajirin dan anshar,” ungkapnya. “Jadi Nabi lebih dahulu menyelesaikan masalah internal ummat Islam,” tambahnya.

Setelah sesama ummat Islam saling bersaudara, selanjutnya Nabi membuat perjanjian dengan umat-ummat yang lain. Perjanjian itulah yang disebut dengan Piagam Madinah. Piagam itu menjadi aturan bersama seluruh ummat yang tinggal di Madinah. “Isi Piagam Madinah berisi mengenai persamaan hak, kewajiban, dan saling tolong menolong dalam kebaikan,” ujar Gus Jazil.

Gus Jazil ini menekankan ummat Islam selain wajib menauladani bagaimana kita hidup berdampingan dengan ummat yang lain, juga wajib menauladani bagaimana Nabi menyelesaikan perbedaan dan kepentingan antarummat. “Nabi mencontohkan bila ada perbedaan kepentingan dengan yang lain maka cara yang dilakukan adalah bermusyawarah,” paparnya.

Sejarah kehidupan di Madinah hingga lahirnya Piagam Madinah menurut Gus Jazil merupakan pengalaman hidup yang tepat dilakukan di tengah masyarakat, berbangsa, dan bernegara. Sama seperti di Madinah pada masa itu di mana kehidupan beragam, di Indonesia pun kehidupan juga beragam. Keberagaman yang ada pada masa itu menurut Gus Jazil bisa dipersatukan oleh Nabi dengan kesepakatan hukum dan musyawarah.

“Nah, kita hidup di tengah keragaman. Keragaman yang ada bisa dikelola dengan cara musyawarah seperti yang pernah dilakukan Nabi di Madinah,” ujar Gus Jazil. 

KEYWORD :

Kinerja MPR Jazilul Fawaid Maulid Nabi Tauladan




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :