Jum'at, 19/04/2024 01:43 WIB

Itje Chodidjah Jabat Ketua Harian Komisi Nasional Indonesia untuk UNESCO

Acara serah terima yang disaksikan Sekretaris Jenderal Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemdikbudristek), Suharti, tersebut dilakukan secara luring terbatas dengan protokol kesehatan yang ketat, pada Kamis (7/10) pekan lalu.

Sekretaris Jenderal Kemdikbudristek, Suharti (Foto: Ist)

Jakarta, Jurnas.com - Setelah 19 tahun menjalankan tugas sebagai Ketua Harian Komisi Nasional Indonesia untuk UNESCO (KNIU), Arief Rachman menyerahkan estafet kepemimpinan kepada Itje Chodidjah sebagai ketua harian baru.

Acara serah terima yang disaksikan Sekretaris Jenderal Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemdikbudristek), Suharti, tersebut dilakukan secara luring terbatas dengan protokol kesehatan yang ketat, pada Kamis (7/10) pekan lalu.

Dalam sambutannya, Suharti menyampaikan agar di bawah kepemimpinan Ketua Harian KNIU yang baru tetap dapat mengambil manfaat dari UNESCO sebaik-baiknya.

"Arahan dari Mendikbudristek sangat jelas, beliau menginginkan bahwa apa yang dikerjakan oleh Indonesia, banyaknya inovasi, program yang baru dan sudah berjalan dan sangat progresif tersebut bisa disampaikan melalui UNESCO," ujarnya.

Dia menambahkan, pemerintah Republik Indonesia menginginkan agar negara kepulauan ini dikenal bukan hanya karena menjadi negara dengan penduduk terbesar keempat di dunia, melainkan karena program dan kebijakan yang dilakukan memastikan pendidikan, kebudayaan, riset, dan teknologi juga bisa didekati dunia.

"Kita ingin bisa belajar dari negara lain bagaimana mereka melakukan pembangunan dan memastikan program di negara lain terus berjalan," imbuh dia.

Kepada Arief Rachman, Suharti menyampaikan apresiasi atas jasa dan pengabdian yang diberikan pada periode kepemimpinannya. "Kiranya KNIU di bawah kepemimpinan Ibu Itje akan semakin baik," ujar dia.

Pada kesempatan yang sama, Arief mengungkapkan berbagai penghargaan di bidang pendidikan dari UNESCO telah membuktikan profil pendidikan di Indonesia di mata dunia.

Pada 2015 dan 2018, Indonesia mendapat UNESCO Japan Prize on Education for Sustainable Development dari Jepang.

"Ini sebuah penghargaan untuk pendidikan yang berkelanjutan yang telah dilakukan oleh pemerintah Indonesia," tekan dia.

Berbagai penghargaan maupun pengakuan tingkat dunia dari UNESCO lainnya di bidang ilmu pengetahuan, diraih Indonesia pada 2019, antara lain dua Cagar Biosfer baru di Indonesia yaitu Cagar Biosfer Tojo Una-Una di Provinsi Sulawesi Tengah dan Cagar Biosfer Saleh-Moyo-Tambora di Provinsi Nusa Tenggara Barat.

"Ini menegaskan komitmen Indonesia dalam memelihara keanekaragaman hayati yang bermanfaat untuk dunia," tutur Arief.

Sebagai Ketua Harian KNIU yang baru, Itje menyampaikan kesiapannya untuk menerima estafet kepemimpinan dari Arief Rachman. Ia mengatakan, kesempatan ini merupakan sebuah kehormatan karena menerima estafet kepemimpinan dari guru yang dikaguminya.

"Saya siap bekerja sama dengan semua pemangku kepentingan pengampu program UNESCO demi perbaikan dan kebaikan Indonesia di dunia," tegas Itje.

Komisi Nasional Indonesia Untuk UNESCO adalah lembaga yang didirikan berdasarkan mandat dari Konstitusi UNESCO yang mewajibkan setiap negara membentuk sebuah komisi nasional.

Tugas dan fungsi KNIU Kemdikbudristek adalah menjembatani antara program UNESCO dengan program pemerintah Indonesia, maupun sebaliknya, agar tercipta sebuah kemajuan di sektor pendidikan, ilmu pengetahuan, budaya, serta komunikasi dan informasi demi tercapainya sebuah pembangunan yang berkelanjutan dalam rangka mencapai perdamaian dunia.

KEYWORD :

Komisi Nasional Indonesia UNESCO Kemdikbudristek Itje Chodidjah Suharti




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :