Jum'at, 19/04/2024 23:54 WIB

Warga Keluhkan Pembuangan Limbah Pabrik Mayora ke Sungai Kunir

Warga RT 01 RW 02 Desa Gembong yang terdiri dari 215 Kepala Keluarga (KK) adalah salah satu yang menjadi korban dari pencemaran kali Kunir tersebut.  

Ilustras limbah

Jakarta, Jurnas.com - Banyak warga yang tinggal di sekitar sungai atau kali Kunir yang mengeluhkan pembuangan limbah pabrik PT Mayora Indah Tbk atau Mayora Group yang berada di Balaraja, Tangerang, Banten, yang menyebabkan air kali mengeluarkan bau menyengat dan berwarna hitam yang sangat mengganggu warga yang tinggal di sekitar kali. 

Warga RT 01 RW 02 Desa Gembong yang terdiri dari 215 Kepala Keluarga (KK) adalah salah satu yang menjadi korban dari pencemaran kali Kunir tersebut.  

Menurut keterangan Ketua RT 01 RW 02 Desa Gembong, Doni, sebelum tercemar limbah pabrik Mayora, air kali Cikunir sangat jernih dan bisa digunakan warga untuk mandi, menyuci, dan terutama untuk mengairi persawahan.

“Saya sudah lama tinggal dekat kali Kunir di Desa Gembong ini hingga sekarang menjabat Ketua RT 01, saya dan warga belum pernah diberitahu pihak Mayora bahwa mereka akan membuang limbahnya ke kali ini,” ujarnya.

Doni juga mengutarakan bahwa Mayora juga sama sekali belum pernah memberikan dana kompensasi kepada warganya yang menjadi korban dari pencemaran lingkungan yang disebabkan limbah pabrik mereka yang dibuang ke kali Kunir. “Setahu saya Mayora cuma melakukan bedah rumah kepada salah satu warga di tempat ini (RT 01). Itu pun baru sekali saja dilakukan,” tukasnya.

Akibat pencemaran limbah pabrik Mayora di kali Kunir ini, sumur salah satu warga RT 01 Desa Gembong bernama Ibu Badriah yang rumahnya berada di sisi kali, juga ikut tercemar.

“Tadinya sumur saya ini sangat jernih dan sering digunakan warga lain saat sumur mereka kering karena air di sumur saya ini tidak pernah habis. Tapi sekarang warnanya menjadi hitam dan berbau sama seperti air yang ada di kali,” tuturnya.

Dia juga mengakui belum menerima sama sekali bantuan dari pihak Mayora akibat kerugian yang dialaminya ini. Sekarang, dia terpaksa harus membeli air untuk kebutuhan memasak dan minum.

Dia mengatakan baru-baru ini ada dari pihak Mayora bernama Muchlis yang datang ke rumahnya untuk mengambil sampel air di sumurnya. “Katanya untuk diperiksa. Tapi kok ya nggak ada sama sekali pembicaraan soal kerugian yang saya alami akibat ulah mereka itu,” kata Badriah sedikit kecewa terhadap sikap Muchlis dari Mayora.

Kekesalan terhadap limbah pabrik Mayora ini tidak hanya disampaikan warga Desa Gembong saja. Sebagian warga Desa Sumur Bandung yang rumah-rumah mereka berada di sisi kali Kunir juga mengeluhkan hal yang sama. Hal itu seperti yang disampaikan Pak Een, warga RT 16 RW 05 Desa Sumur Bandung. “Baunya sangat menyengat dan warnanya hitam,” katanya.

Menurut pengakuan warga sekitar Kali Kunir, pembuangan limbah yang dilakukan pabrik Mayora itu dilakukan pada jam-jam tertentu, yaitu sehabis maghrib. Saat itu, air kali Kunir langsung berubah menjadi hitam dan berbau. “Saya juga pernah coba ambil airnya dan saya siram ke kaki saya, itu airnya terasa panas dan seperti berlumpur,” tukas Ketua RT 1 Desa Gembong, Doni.

Kepala Desa Gembong H. Nurjen mengatakan belum ada penjelasan dari Mayora sampai saat ini terkait pencemaran limbah pabrik mereka di kali Kunir. Nurjen yang rumahnya juga berada dekat dengan kali Kunir juga mengeluhkan bau menyengat yang keluar dari air kali. “Komunikasi dengan Mayora belum ada. Harusnya walaupun kami belum berkirim surat, itu kan sudah rilis berita yang ada di media.  Harusnya mereka sudah tahu,” ucapnya.

Karenanya, dia mengatakan akan melakukan secara mandiri uji lab dari air warga yang tercemar limbah pabrik Mayora itu. “Saya dulu pernah meminta secara lisan kepada Mayora agar pembuangan limbah jangan ke sungai. Tapi mereka beralasan bahwa air yang dialirkan ke sungai Kunir itu sudah disterilkan lebih dulu sebelum dibuang.  Tapi nyatanya tidak seperti apa yang disampaikan pihak Mayora kepada warga. Airnya ternyata hitam dan berbau,” katanya.
 
Seperti diketahui, PT. Mayora Indah, Tbk adalah perusahaan yang bergerak di bidang pengolahan makanan dan minuman,seperti  biskuit, permen, wafer, coklat, kopi, termasuk air kemasan galon sekali pakai yang juga banyak dikritik pegiat lingkungan karena menganggap produk kemasan ini malah menambah timbulan sampah plastik.  
 

KEYWORD :

Sungai Kunir Limbah Pabrik Mayora




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :