Kamis, 25/04/2024 11:38 WIB

Kemampuan Laboratorium Jadi Bagian Penting dalam Menyukseskan Program Gratieks

Kemampuan laboratorium menjadi bagian penting dalam menyukseskan program Gerakan Tiga Kali Ekspor (Gratieks).

Kepala Balai Besar Uji Standar Karantima Pertanian (BBUSK), Badan Karantina Pertanian, Sriyanto. (Foto: Ist)

Jakarta, Jurnas.com - Kepala  Balai Besar Uji Standar Karantima Pertanian (BBUSK), Badan Karantina Pertanian, Sriyanto mengatakan, kemampuan laboratorium menjadi bagian penting dalam menyukseskan program Gerakan Tiga Kali Ekspor (Gratieks), salah satunya di sektor peternakan.

Hal itu disampaikan pada webinar, yang mengangkat tema "Pengembangan Metode Diagnostik Hama dan Penyakit Hewan Karantina (HPHK) Dalam Mendukung Program Gratieks", Jakarta, Rabu (29/9).

Menurut Sriyanto, kemampuan laboratorium menjadi bagian penting untuk terus kembangkan, terutama dalam hal melakukan validasi metode dengan teknologi yang tersedia, sehingga menghasilkan pengujian laboratorium secara akurat, valid, dan cepat.

"Komoditas yang kita ekspor melalui pengujian lab itu akan meningkatkan daya saing dan daya akseptabilitas di luar. Contoh, sarang burung walet (SWB) akan sangat bergantung pada pengujian lab, misalnya nitrit. Nitrit hanya bisa diketahui melalui pengujian lab," ujarnya.

"Bukan hanya SWB, tapi semua komoditas yang kita akan ekspor harus dipastikan kesehatannya dan keamanannya melalui uji laboratorium agar tidak ditolak oleh negara tujuan," sambungnya.

Data Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Ditjen PKH), dalam kegiatan Merdeka Ekspor 2021 ini kontribusi komoditas peternakan menempati posisi kedua setelah komoditas Perkebunan.

Dalam kegiatan Merdeka Ekspor periode 9-14 Agustus 2021, komoditas peternakan dan kesehatan hewan yang diekspor sebesar 4.012 ton dengan nilai Rp 293 miliar

Sebanyak jenis komoditas, yaitu washed duck feather, daging ayam olahan, duck down jacket, pet food, tanduk rusa, cacing nipah, madu konsumsi, ayam potong, sarang burung walet, produk olahan susu, pakan ternak, premiks, serangga, dan produk susu.

"Komoditi Peternakan yang akhir-akhir ini emerging ekspor sarang burung walet, magot dan kelinci," ujarnya.

Pada webinar kali ini tujuh narasumber yang merupakan para pejabat karantina pertanian yang baru saja menyelesaikan tugas belajar program studi Doktor di Institut Pertanian Bogor (IPB) dan Universitas Gadjah Mada (UGM) turut memberikan paparan.

Amanatin dengan tema Aplikasi Generik Penilaian Risiko Masuknya Rabies. Rita Sari Dewi dengan tema Analisa Ekonomi Pemilihan Metode Uji Diagnostik Terhadap Surra Pada Kerbau.

Mujiatun dengan tema Pentingnya Deteksi Bruselosis Pada Kambing Dan Domba Dalam Rangka Mendukung Gerakan Tiga Kali Ekspor (Gratiek) Kementerian Pertanian Republik Indonesia.

Zulfikhar dengan tema Imunohistokimia Sebagai Metode Alternatif Dalam Mendeteksi Avian Influenza Pada Burung Lovebird (Agapornis Spp.).

Melani Wahyu Adiningsih dengan tema Lateral Flow Immunoassay (LFIA) Untuk Deteksi Cepat Daging Babi Hutan. Helmi dengan tema Kadar Sialic Acid Sebagai Marker Otentisitas SWB.

Julia Rosmaya Riasari dengan tema Deteksi HPHK Pada Sampah Pesawat International Di Bandara Internasional Soekarno-Hatta

KEYWORD :

Laboratorium Sriyanto Program Gratieks




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :