Rabu, 24/04/2024 08:22 WIB

NasDem Harap Pemerintah Komit Dorong Pertumbuhan Ekonomi

Fraksi Partai NasDem juga mengharapkan komitmen Pemerintah untuk mendorong terciptanya nilai tambah ekonomi yang dapat menjadi sumber pertumbuhan ekonomi yang pada gilirannya dapat meningkatkan pendapatan masyarakat dan penerimaan perpajakan bagi Pemerintah.

Anggota Banggar DPR RI dari Fraksi NasDem, Fauzi Amro. (Foto: Dok. Parlementaria)

Jakarta, Jurnas.com - Fraksi Partai NasDem berpendapat bahwa besaran target pertumbuhan ekonomi di 2022 mendatang yang diperkirakan sebesar 5,2 persen masih cukup realistis. Angka tersebut dapat dicapai dengan mendorong kinerja konsumsi rumah tangga dan mendorong kinerja investasi. 

Kinerja konsumsi rumah tangga dapat dilakukan dengan cara meningkatkan kepercayaan dan kepastian harga untuk masyarakat sedangkan kinerja investasi dapat dicapai dengan mendorong berbagai langkah perbaikan iklim investasi. Sehingga dibutuhkan keseriusan Pemerintah untuk melaksanakannya dengan sungguh-sungguh.

"Fraksi Partai NasDem juga mengharapkan komitmen Pemerintah untuk mendorong terciptanya nilai tambah ekonomi yang dapat menjadi sumber pertumbuhan ekonomi yang pada gilirannya dapat meningkatkan pendapatan masyarakat dan penerimaan perpajakan bagi Pemerintah," kata anggota Banggar DPR RI, Fauzi Amro saat membaca pandangan mini Fraksi NasDem, kemarin (Selasa, 28/9). 

Pendapat mengenai Asumsi Dasar Makro itu disampaikan dalam Rapat Kerja Badan Anggaran DPR RI dengan Menteri Keuangan RI, Menteri PPN/ Kepala Bappenas, Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia dan Gubernur Bank Indonesia. Rapat yang mengagendakan Pembicaraan Tingkat I mengenai RUU tentang APBN Tahun Anggaran 2022. 

Dalam pandangan NasDem, asumsi Tingkat Inflasi yang telah ditetapkan sebesar 3,0 persen dianggap cukup rasional. Pemerintah diharapkan terus-menerus melakukan pengawasan atas rantai pasok bahan pangan di daerah. Ketersediaan supply barang di daerah terutama bahan pokok tetap harus terjaga seiring dengan proyeksi kenaikan tingkat permintaan akibat membaiknya daya beli masyarakat. 

Fraksi Partai besutan Surya Paloh itu juga mendorong penguatan sinergi antara Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, dan Bank Indonesia untuk pengendali inflasi pada seluruh komponen inflasi (inti, volatile food dan administered price). 

Mengenai Target Nilai tukar pada kisaran Rp14.350 per USD, NasDem menilai besaran itu masih cukup moderat di tengah ketidakpastian akibat pandemi Covid-19 yang turut mempengaruhi pasar keuangan domestik. Namun demikian, Data Badan Pusat Statistik menunjukkan Neraca perdagangan Indonesia Juni 2021 kembali surplus sebesar 1,32 miliar dolar AS, meskipun sedikit menurun dibandingkan dengan surplus bulan sebelumnya sebesar 2,7 miliar dolar. 

Oleh karena itu, Fraksi Partai NasDem mendorong mempertahankan surplus neraca perdagangan dalam mendukung penguatan kurs rupiah. Oleh karena itu trend penguatan masih cukup terbuka di tahun 2022 karena dampak pandemi diprediksi akan berkurang dan harga komoditas mulai stabil di pasar internasional. 

Untuk target tingkat suku bunga Surat Utang Negara (SUN) 10 Tahun tahun 2022 sebesar 6,80 persen berada pada level yang moderat. Proses pemulihan ekonomi Amerika Serikat yang mempengaruhi sentimen pasar tidak dapat dihindari. NasDem mendorong agar pemerintah mengantisipasi lonjakan tingkat suku bunga SBN akibat potensi capital outflow effect jika the Fed benar-benar melakukan tapering off. 

"Langkah Pembelian SUN oleh Bank Indonesia di pasar primer seperti yang terjadi pada tahun 2020 sebaiknya dihindari karena pada tahun 2022 daya beli masyarakat kemungkinan akan kembali normal sehingga dapat  meningkatkan inflasi," kata Fauzi Amro. 

Untuk asumsi harga minyak mentah (icp) pada tahun 2022 sebesar US$63/barel masih cukup realistis. NasDem mengingatkan Pemerintah memperhatikan kondisi Perekonomian Global yang masih dalam kondisi Pandemi Covid-19. Dimana kondisi ini mempengaruhi kondisi supply dan demand minyak global sehingga pasti berdampak ke harga minyak mentah dalam negeri.

Sementara untuk target lifting minyak 703 ribu Barrel per hari, NasDem menyebutnya cukup realistis mengingat beratnya permasalahan struktural yang kita hadapi berupa penurunan alamiah sumber produksi  utama dan Pandemi Covid-19. Pemerintah diharapkan mengantisipasi penurunan harga minyak internasional agar tetap menggairahkan aktivitas hulu migas. 

"Masih ada peluang bagi pemerintah untuk meningkatkan aktivitas hulu migas mengingat Indonesia telah memiliki Sovereign Wealth Fund (SWF) yang didesain untuk menarik investasi sehingga dapat mendorong adanya eksplorasi sumber produksi migas baru," demikian kata anggota Komisi XI DPR RI. 

KEYWORD :

Warta DPR Banggar DPR Fauzi Amro NasDem Ekonomi Inflasi




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :