Kamis, 25/04/2024 17:20 WIB

Citra Baru TMII Akan Lebih Kekinian, Anak Muda Banget dan Lintas Usia

TMII akan mewujudkan citra baru, yang jauh lebih dekat ke anak muda, dan lintas usia.

Wisata TMII yang selalu dikunjungi masyarakat luas. (Foto : Jurnas/IG TMII).

Jakarta, Jurnas.com- Salah satu ikon wisata ibukota, Taman Mini Indonesia Indah (TMII) akan mewujudkan citra baru, yang jauh lebih dekat ke anak muda, dan lintas usia. Wajah baru diusungnya dengan konsep kekinian. Meski demikian, TMII tidak serta merta mengubah konsep yang sudah ada, tapi akan mempertajamnya, agar TMII hadir menjadi lebih utuh. Dengan mengadakan fungsi edukasi, fungsi publik space bagi masyarakat, juga menjadikan TMII tempat yang cocok untuk internasional event atau MICE (Meeting, Incentive, Convention, and Exhibition).

Yang paling utama, TMII berikhtiar menjadikan dirinya sebagai ruang dialog, sehingga mampu membangun pengalaman dialog antargenerasi.  Demikian sedikit simpulan atas visi dan misi TMII baru, yang saat ini pengelolaannya dipercayakan negara kepada PT. Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan dan Ratu Boko (Persero).

Menurut Dirut PT. TWC Edy Setijono, TMII adalah kekayaan negara yang harus sama-sama kita jaga. Berangkat dari pemahaman itulah, sebagai pengelola baru yang ditunjuk negara, PT. TWC akan menempuh beberapa hal mendasar. Seperti menerapkan sistem tata kelola yang proper, agar selaras dengan pengelolaan good corporate government. Mengikuti kaidah yang berlaku di Kementerian BUMN.  

"Tidak ada kepentingan lain dari PT. TWC selain menjalankan kepentingan negara," kata Edy Setijono dalam Coffee Morning dengan sejumlah wartawan yang tergabung dalam Komunitas Pewarta Hiburan Indonesia (Kophi) di Balai Panjang Museum Indonesia TMII, Kamis (2/9/2021).

Ditambahkan Edy, pengelolaan TMII terdahulu, di matanya, sangat parsial. Terbukti dengan adanya 34 kontrak kerja, terkait pengelolaan sejumlah wahana, yang membuat sinkronisasi menjadi lebih sulit. Bahkan ada kontrak kerja yang berlaku hingga 20 tahun ke depan.

"Ini yang akan kita refocusing, sehingga menjadi konsep yang utuh. Agar TMII bisa hadir dengan ruh, seperti harapan almarhumah Ibu Tien (Soeharto). Menghadirkan TMII sebagai hub budaya, atau etalase budaya Indonesia," ungkapnya.

Jika pada awalnya, terdapat 26 propinsi di TMII kini telah menjadi 34 propinsi. "Ini yang menjadi dasar kami harus membuat master plan, agar menjadi sistematis (pola kerjanya), bukan sporadis. Agar mampu menghadirkan TMII yang baru. Intinya, kami akan merekonsep TMII menjadi Indonesia Opera," tekannya.

Indonesia Opera adalah keragaman Indonesia dengan gaya kekinian. Bukan konteks masa lalu atau sejarah belaka. Harus ada aspek kekinian, agar TMII menjadi center of activity bagi anak muda. Dengan kelengkapan teknologinya. Hingga benar-benar menjadi Unity in Diversity.

"TMII bukan hanya sebagai etalase budaya, ia akan sekaligus memerankan fungsi perkembangan etalase daerah. Selaras dengan negara Indonesia sebagai negara kepulauan yang luas," kata Edy Setijono.

"Dulu TMII memang dirancang untuk seperti itu. Bukan sebagai taman hiburan belaka. Ini yang menjadi concern kami," terangnya.

Pihaknya juga akan melakukan up grading SDM TMII. Agar tidak hanya mampu mengelola TMII, tapi sekaligus menjadi lebih berkompetensi. Sehingga menjadi ahli cultural park. Dengan menggunakan modul yang terukur. Agar SDM TMII menjadi berkembang.

Yang paling utama, di tangannya, TMII tidak akan stand alone dalam mempromosikan dirinya, tapi terintergrasi dengan tujuan wisata premium lainnya di Indonesia.

Sebelumnya, Sekretaris Kementerian Sekretariat Negara, Setya Utama mengatakan, pertanyaan mendasar setelah TMII diambil alih dari Yayasan Harapan Kita adalah mau di bawa ke mana TMII. Yang notabene sudah tertinggal jauh, dan harus berlari mengejar ketertinggalannya. Meski Setya Utama juga sangat menyadari potensi TMII sangat luar biasa, karena seluruh budaya Nusantara ada di sini.

"TMII seharusnya dapat mengakomodasi seluruh seniman untuk bersama mengembangkan diri. Karena masih banyak yang dapat dikembangkan, sehingga masyarakat bisa menikmati TMII," kata Setya Utama.

Karena itu, dia meminta disain pengembangan TMII segera dimatangkan. Dengan melibatkan pengelola anjungan, para Pemprov, yang mengelola museum, juga BUMN.

"Di awal pengambilan alihan pengelolaan, stakeholder berjanji bersiap mendukung perkembangan TMII menjadi lebih baik. Sehingga memberikan masukan kepada negara. TMII tidak boleh tidur begitu saja," tandasnya.

KEYWORD :

Taman Mini TWC Kekinian




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :