Jum'at, 19/04/2024 06:04 WIB

BKKBN: Kementan Punya Peran Percepat Penurunan Stunting

hal ini sesuai pilar keempat, yaitu terkait Ketahanan Pangan dan Gizi yang menjadi tanggung jawab Kementan dalam Lima Pilar Strategi nasional Stunting.

Hasto dalam audiensi dengan Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo, Selasa (31/8).

Jakarta, Jurnas.com - Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Hasto Wardoyo mengatakan, Kementerian Pertanian (Kementan) memiliki peran dalam percepatan penurunan stunting.

"Kolaborasi yang dapat dilakukan BKKBN dengan Kementerian Pertanian untuk percepatan penurunan stunting ini adalah dengan peningkatan asupan gizi," ujar Hasto dalam audiensi dengan Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo, Selasa (31/8).

Menurut Hasto, hal ini sesuai pilar keempat, yaitu terkait Ketahanan Pangan dan Gizi yang menjadi tanggung jawab Kementan dalam Lima Pilar Strategi nasional Stunting.

Hasto menjelaskan, penyebab risiko stunting multifactorial  adalah kekurangan gizi, terutama di 1000 hari pertama kehidupan (HPK), sejak awal kehamilan hingga anak berusia 2 tahun. Kekurangan gizi dapat berupa kurangnya jumlah asupan makanan atau kualitas makanan yang kurang baik.

Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Kementerian Kesehatan 2018 menunjukan 17.7% bayi dibawah 5 tahun masih mengalami masalah gizi, sebesar 3.9% mengalami gizi buruk dan 13.8% menderita gizi kurang.

"Ada irisan kegiatan Kementan dengan Kampung KB, seperti UPPKA yang dulunya UPPKS, bisa kerjasama dengan KWT (Kelompok Wanita Tani), lalu dengan membangun rumah pangan lestari, ada ketahanan pangan, kedaulatan pangan, dan kita juga membangun ketahanan keluarga, kemandirian keluarga, karena keluarga berkualitas tentunya keluarga yang tentram, mandiri dan sejahtera," ujar Hasto.

Selain itu, mantan Bupati Kulon Progo juga menyampaikan bahwa BKKBN memiliki program Dapur Sehat Atasi Stunting (DASHAT) berbasis pangan lokal.

"Tentunya ini berkaitan erat dengan program Kementan, seperti lumbung pangan, sosialisasi pangan berdasarkan gizi, rumah pangan lestari, penyuluhan pertanian dan gerakan ternak ayam untuk keluarga, pendataan keluarga bisa melengkapi data stunting, kemudian penyuluhan, bina keluarga, poktan atau kelompok kegiatan di BKKBN, penyusunan menu seimbang untuk mengatasi stunting dan juga pembinaan bagi akseptor aktif dan baru, program-program ini bisa terintegrasi dengan Kampung KB," ujar Hasto.

Sementara itu, Syahrul mengatakan, tunting menjadi ancaman untuk penyiapan sumber daya manusia (SDM) Indonesia untuk bersaing kedepannya.

"Saya berharap segera dilakukan pemetaan dimulai dari daerah merah, daerah yang stuntingnya tinggi dan juga daerah kuning, agar segera bisa di ukur, dibuat strategi percepatannya sehingga bisa cepat dilihat dampaknya," ujarnya.

Sebelumnya, Hasto juga melaksanakan audiensi dengan Menko PMK, Menteri PUPR terkait sanitasi dan air bersih, dan Menteri PPPA terkait pencegahan perkawinan anak

KEYWORD :

Hasto Wardoyo BKKBN Angka Stunting Syahrul Yasin Limpo




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :