Jum'at, 20/08/2021 16:40 WIB
Yerussalem, Jurnas.com - Perdana Menteri Israel Naftali Bennett menerima suntikan ketiga vaksin Covid-19 Pfizer/BioNtech, pada Jumat (20/8), setelah Israel memperpanjang kampanye pendorongnya untuk orang berusia di atas 40 tahun.
Kasus-kasus baru di Israel telah melonjak sejak kemunculan Delta. Karena itu Bennett berupaya menghindari penguncian nasional yang berdampak besar pada sektor ekonomi, dengan cara memberikan dosis ketiga.
Orang yang berusia di atas 60 tahun mulai menerima dosis ketiga pada Juli lalu, sebelum usia minimum kelayakan diturunkan menjadi 50. Pejabat Kementerian Kesehatan menyebutkan kekebalan yang berkurang dan daya menular Delta yang tinggi.
Kementerian Kesehatan mengatakan suntikan booster akan diberikan kepada orang di atas 40 tahun, yang suntikan keduanya setidaknya lima bulan lalu. Direkomendasikan guru, petugas kesehatan, penjaga orang tua, dan wanita hamil dari segala usia memiliki suntikan.
Netanyahu Tetap "ngotot" Habisi Hamas Meski Menterinya Menantang
Israel Menyebut Tuduhan Genosida oleh Afrika Selatan Hanya Olok-olok
Walikota New York Sebut Tidak Ada Korban Luka di Universitas Columbia, Mahasiswa Tunjukkan Bukti
Amerika Serikat telah mengumumkan rencana untuk menawarkan suntikan booster kepada semua orang Amerika, mengutip data yang menunjukkan perlindungan yang semakin berkurang. Kanada, Prancis, dan Jerman telah mengumumkan kampanye serupa.
"Jika Anda divaksinasi dengan suntikan ketiga, kita akan dapat menghindari penguncian keempat," kata Bennett dikutip dari Reuters.
Lebih dari 1 juta dari 9,3 juta penduduk Israel telah menerima suntikan ketiga, yang menurut penyedia layanan kesehatan Israel 86 persen efektif dalam mencegah infeksi.
Pejabat kesehatan Israel melihat tanda-tanda awal bahwa kampanye booster berpeluang memperlambat laju peningkatan kasus.