Rabu, 18/08/2021 13:17 WIB
Washington, Jurnas.com - Senator Partai Republik, Marco Rubio, mendesak Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden untuk memblokir aplikasi video pendek, TikTok.
Permintaan ini disampaikan pasca pemerintah China diketahui mengambil alih kepemilikan anak perusahaan utama ByteDance, perusahaan induk yang berbasis di Beijing.
"Agresivitas Beijing memperjelas bahwa rezim melihat TikTok sebagai perpanjangan dari negara-partai, dan AS perlu memperlakukannya seperti itu," kata Rubio dikutip dari Reuters pada Rabu (18/8).
"Kita juga harus menetapkan kerangka standar yang harus dipenuhi sebelum aplikasi berbasis asing yang berisiko tinggi itu diizinkan beroperasi di jaringan dan perangkat telekomunikasi Amerika," sambung dia.
AS Pertahankan Sistem Rudal di Filipina saat Ketegangan dengan China Meningkat
Selain Kamikaze, Rusia Produksi Garpiya untuk Kurangi Ketergantungan pada Iran
Kreator Lintas Generasi di TikTok Berbagi Inspirasi untuk Pengguna
Departemen Perdagangan AS sedang melakukan tinjauan yang diperintahkan Biden, tentang masalah keamanan yang ditimbulkan oleh aplikasi tersebut dan lainnya.
"TikTok dipimpin oleh tim eksekutif di AS dan Singapura," kata TikTok dalam sebuah pernyataan terpisah. Dikatakan bahwa "anak perusahaan ByteDance Ltd. yang berbasis di China yang dirujuk tidak memiliki kepemilikan TikTok."
Sebagaimana diketahui, China mengambil saham dan kursi dewan di entitas ByteDance tahun ini, sebuah langkah yang menimbulkan pertanyaan tentang seberapa besar pengaruh yang direncanakan Beijing untuk digunakan di sektor teknologi.
1% saham di Beijing ByteDance Technology telah didaftarkan pada 30 April, menurut aplikasi informasi perusahaan Tianyancha. Saham tersebut dipegang oleh WangTouZhongWen (Beijing) Technology.
Keyword : TikTok Amerika Serikat Joe Biden China