Jum'at, 13/08/2021 08:37 WIB
Phnom Penh, Jurnas.com - Kamboja mulai menawarkan vaksin booster COVID-19 pada Kamis (12/8) dalam upaya kesehatan masyarakat yang diperbarui setelah berhasil menginokulasi lebih dari setengah populasinya.
Salah satu negara termiskin di Asia, Kamboja menawarkan vaksin AstraZeneca sebagai suntikan ketiga kepada mereka yang telah menerima vaksin virus tidak aktif yang dikembangkan oleh Sinopharm dan Sinovac, dengan tujuan memperkuat kekebalan terhadap varian Delta COVID-19.
"Ini untuk kita semua berjuang bersama dan jika kita semua mendapatkan vaksinasi maka kita bisa menghentikan penyebarannya," kata perawat Touch Phavana, 56, yang menerima booster.
"Ini bisa mencegah penyakit parah bagi pasien yang terinfeksi, sehingga lebih mudah bagi kita untuk mengobati atau menyelamatkan nyawa mereka," sambungnya.
Junta Myanmar Tegaskan Kembali Rencana Pemilu Usai Mantan PM Kamboja Minta Akses ke Suu Kyi
Siskaeee Mangkir Lagi dari Panggilan Polda Metro Jaya, Posisi di Kamboja
Presiden Jokowi-PM Kamboja Bahas Ketahanan Pangan dan Perlindungan WNI
Kamboja telah mencatat hampir 84.000 kasus dan lebih dari 1.600 kematian akibat virus corona.
Ini telah memberikan setidaknya satu dosis vaksin ke setengah dari populasinya, di antara tingkat tertinggi di Asia, dengan diplomasi vaksin memainkan peran penting dalam keberhasilannya.
Prioritas untuk booster adalah staf medis, pegawai pemerintah dan pekerja garis depan.
Negara ini telah diuntungkan dari populasinya yang relatif kecil hanya lebih dari 16 juta dan status berpenghasilan rendah sehingga memenuhi syarat untuk inisiatif berbagi vaksin COVAX.
Ia telah menerima sumbangan vaksin dari sekutu regional China, dan kemudian, saingan geopolitik Beijing, Jepang, Inggris dan Amerika Serikat (AS).
"Saya berharap setelah vaksin dosis ketiga ini selesai, maka pertama-tama kita bisa membuka kembali sekolah untuk anak-anak kita belajar di kelas lagi, sehingga kita mendapatkan tenaga kerja kita kembali,” kata pekerja bank Try Sokhim, 26. "Kedua, industri pariwisata kita bisa bangkit lagi."