Sabtu, 07/08/2021 09:50 WIB
Jakarta, Jurnas.com - Turki merupakan produsen global utama dan konsumen madu. Sekitar 95 persen madu berasal dari negara itu, tetapi sekarang produksinya terancam oleh kebakaran hutan yang melanda wilayah pesisir selatan dan barat Turki.
Dilansir Middleeast, Sabtu (07/08), petugas pemadam kebakaran telah berjuang sejak Rabu lalu untuk mengendalikannya dengan angin kencang yang mengipasi api.
Menurut penilaian awal Kementerian Pertanian dan Kehutanan di Ankara, kebakaran hutan telah membuat produksi madu terancam secara signifikan di Mugla.
Sekitar 80 persen wilayah - rumah bagi 45 persen dari total pusat pemeliharaan lebah Turki - telah terkena dampak kebakaran.
Chile Mulai Masa Berkabung Usai Kebakaran Hutan yang Tewaskan 112 Orang
DPR Dukung KLHK Perbanyak Pelibatan Masyarakat dalam Mitigasi Karhutla
Korban Kebakaran Maui Gugat Pemilik yang Lahannya Ditumbuhi Rumput Liar
Produsen Madu Pinus Marmaris mengatakan bahwa sekitar tiga ribu lebah telah dibunuh. Produksi madu khusus ini, yang terdaftar dengan asal geografisnya tahun lalu, sekarang tidak dapat berlanjut setidaknya selama 15-20 tahun karena pembakaran hutan.
Terhitung 92 persen dari produksi madu pinus dunia, varietas ini tersedia secara luas di Turki. Presiden Asosiasi Perlindungan Lingkungan dan Lebah, Samil Tuncay Bestoy, menjelaskan bahwa 70 persen kerugian telah terjadi. Akibatnya produksi akan berkurang, dan harga akan meningkat.
Madu telah digunakan sebagai obat di Turki setidaknya selama 10.000 tahun. Produk lebah dieksploitasi terus menerus dari milenium ketujuh SM.
Lukisan dinding dan motif lebah dan madu lainnya yang ditemukan di Catalhöyük di Turki berasal dari 8.000-7.000 SM, sementara koin yang ditemukan di Efesus dan penyebutan madu dalam karya klasik Homer semuanya menunjukkan pentingnya produk sepanjang sejarah yang sekarang disebut Turki.
Keyword : Industri Madu Pemerintah Turki Kebakaran Hutan