PKS Duga Bom Samarinda Gunakan Detonator Adaro yang Hilang

Senin, 14/11/2016 19:44 WIB

Jakarta - Anggota komisi III DPRRI fraksi PKS Abubakar Alhabsyi mengatakan,  kuat dugaan pelaku bom di gereja Oikumene,  Samarinda, Kalimantan Timur  gunakan alat peledak milik PT Adaro yang hilang. Menurutnya, raibnya detonator PT Adaro beberapa waktu sebelum kejadian.

"Tentunya hal ini harus diantisipasi dengan baik. Karena jumlah detonator yang hilang adalah 183 buah," ujar Abubakar di gedung DPR, Senayan, Jakarta, Senin (14/11/2016).

Abubakar menyampaikan banyaknya detonator yang hilang perlu mendapatkan perhatian lebih pihak yang berwenang. Ia khawatir detonator tersebut justru disalahgunakan untuk aksi terorisme yang dapat mengancam keamanan dan ketertiban di masyarakat. 

"Jangan sampai detonator itu dimanfaatkan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab untuk melakukan teror," ucapnya.

Sementara itu, pelaku teror di Gereja Oikumene, Samarinda pada Minggu kemarin (13/11/2016), meledakkan setidaknya tiga bom dengan jenis bahan peledak lempar. Pelaku teridentifikasi bernama Johanda alias Jo.

Jo sendiri memiliki catatan kriminal sebagai pelaku teroris dengan aksi peledakan di Pusat Penelitian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi di Tangerang pada 2011. Setelah aksinya tersebut, Jo dipenjara dan menjadi narapidana binaan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) selama enam bulan.

TERKINI
SYL Pakai Uang Kementan Rp 360 Juta Beli Sapi Kurban Legislator Ingatkan BPN Soal Pengawasan Kepemilikan Tanah Orang Asing di Bali Senator Filep: Pengelolaan Ruang Udara Sangat Berdampak bagi Daerah Ledia Hanifa: Digitalisasi Perpustakaan Permudah Masyarakat Mengakses Buku