Jum'at, 30/07/2021 20:37 WIB
New York, Jurnas.com - Aktris cantik Scarlett Johansson menggugat Disney atas dugaan pelanggaran kontrak, karena rumah produksi tersebut menayangkan film Black Widow di platform Disney+, bersamaan dengan rilisnya film itu di bioskop.
Film ini mencetak rekor box office selama pandemi Covid-19, dengan meraup US$218 juta di akhir pekan pertama. Tapi penerimaan box office menurun tajam, dan Johansson berpendapat dia kehilangan potensi pendapatan.
Sebagai tanggapan, Disney menegaskan telah "sepenuhnya mematuhi" kontraknya, dan bahwa kasus tersebut "tidak ada gunanya sama sekali".
Sementara itu Johansson mengaku dijanjikan oleh Marvel Studios yang berada di bawah Disney, bahwa Black Widow hanya akan dirilis di bioskop. Dan seharusnya film itu baru akan tersedia di platform lain 90 hari setelahnya.
Dwayne Johnson Senang Jadi Maui Lagi di Moana 2
Scarlett Johansson Dampingi Suaminya Colin Jost Jadi Penghibur di Gedung Putih
Disney Rilis Moana 2 Tahun Ini, Simak Jadwal Tayang di Bioskop!
Sebagaimana diketahui, pada akhir pekan pertamanya, Black Widow memperoleh sekitar US$80 juta dalam penjualan tiket di Amerika Utara, dan US$78 juta secara internasional, ditambah setidaknya US$60 juta dari penyewaan Disney+ Premier Access.
Sumber yang dekat dengan Johansson mengatakan atas dugaan pelanggaran kontrak ini dia terancam kehilangan US$50 juta.
Disney membalas dengan mengklaim bahwa strategi rilis ganda telah "secara signifikan meningkatkan kemampuan (Johansson) untuk mendapatkan kompensasi tambahan, selain US$20 juta yang telah dia terima hingga saat ini".
"Tindakan hukumnya sangat menyedihkan dan tanpa perasaan karena mengabaikan efek global yang mengerikan dan berkepanjangan dari pandemi Covid-19," demikian pernyataan Disney yang dikutip BBC pada Jumat (30/7).
Sebelum pandemi, penggemar film Hollywood biasanya harus menonton rilis baru di bioskop atau menunggu tiga bulan untuk streaming ke perangkat mereka.
Studio-studio besar baru-baru ini menggabungkan rilis bioskop dan streaming dengan cara yang berbeda, saat bioskop berjuang untuk memenangkan kembali pemirsa yang waspada terhadap penyebaran virus di ruang terbatas.