Minggu, 25/07/2021 22:35 WIB
Caracas, Jurnas.com - Presiden Venezuela, Nicolas Maduro, berencana untuk memulai dialog dengan oposisi politik bulan depan di Meksiko, yang difasilitasi oleh Norwegia. Proses ini diharapkan mendapat restu dari Amerika Serikat (AS).
Pada Mei lalu, oposisi mengubah strategi dan menunjukkan kesediaannya untuk kembali bernegosiasi untuk menyelesaikan krisis politik di anggota OPEC Venezuela.
Maduro mengawasi keruntuhan ekonomi di Venezuela yang dulu makmur sejak menjabat pada 2013, dan dituduh oleh lawan domestiknya, Amerika Serikat dan Uni Eropa melakukan korupsi, pelanggaran hak asasi manusia, dan mencurangi pemilihannya kembali tahun 2018.
Selanjutnya pada Juni lalu, diplomat top Washington, Brussels dan Ottowa menyatakan bersedia merevisi sanksi terhadap pemerintah Maduro, jika dialog dengan oposisi menghasilkan kemajuan signifikan menuju pemilihan umum yang bebas dan adil.
AS Sebut Tidak akan Terlibat Perang dalam Konflik Bersenjata Iran-Israel
Dwayne Johnson Rahasiakan Pilihannya untuk Pilpres 2024 AS Mendatang
Film Badarawuhi Di Desa Penari Tayang di USA, Ini Harapan Produser Manoj Punjabi
"Saya dapat memberitahu Anda bahwa kami siap untuk pergi ke Meksiko," kata Maduro dalam sebuah wawancara dikutip dari Reuters pada Jumat (25/7).
"Kami telah mulai mendiskusikan agenda yang rumit dan sulit," sambung dia.
Oposisi Venezuela, yang dipimpin oleh Juan Guaido, menuduh Maduro menggunakan putaran sebelumnya untuk mengulur waktu dalam menghadapi tekanan diplomatik dan sanksi oleh Amerika Serikat dan lainnya. Guaido diakui oleh Washington dan beberapa negara demokrasi Barat lainnya sebagai pemimpin negara yang sah.
Kelompok oposisi bersedia untuk merundingkan kondisi pemilihan presiden dan parlemen dengan pemerintah Maduro. Sedangkan Maduro ingin bernegosiasi pada pencabutan sanksi AS, yang menargetkan sektor keuangan dan minyak.
Keyword : Presiden Maduro Venezuela Tokoh Oposisi Amerika Serikat