Penyelidikan CIA tentang Sindrom Havana akan Dipimpin Veteran Pencari Osama bin Laden

Kamis, 22/07/2021 08:59 WIB

Washington, Jurnas.com - Seorang pejabat CIA yang terlibat dalam pencarian Osama bin Laden dipilih memimpin satuan tugas badan yang menyelidiki kasus penyakit yang dikenal sebagai "Sindrom Havana" di antara mata-mata dan diplomat Ameirka Serikat (AS), Rabu (21/7).

Direktur CIA, William Burns menunjuk seorang mata-mata karir yang menyamar, yang merupakan bagian dari pencarian pemimpin Al Qaeda yang berakhir dengan dia dibunuh oleh pasukan AS di Pakistan pada 2011.

The Wall Street Journal (WSJ) pertama kali melaporkan penunjukan itu.

Puluhan diplomat AS dan pejabat lainnya, termasuk petugas CIA, menderita "Sindrom Havana", dinamakan demikian karena pertama kali dilaporkan oleh pejabat yang ditugaskan di kedutaan AS di Kuba.

WSJ mengatakan bahwa panel yang diselenggarakan oleh National Academy of Sciences, Engineering and Medicine melaporkan Desember lalu bahwa beberapa jenis sinar "energi terarah" diduga kuat sebagai penyebab penyakit, yang meliputi pusing, sakit kepala, dan mual.

Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken mengatakan pada bulan Juni bahwa tinjauan menyeluruh pemerintah sedang dilakukan mengenai siapa atau apa yang menyebabkan dugaan serangan frekuensi radio yang diarahkan kepada para diplomat.

Austria telah bekerja dengan pihak berwenang AS untuk menyelidiki serentetan kasus dugaan di antara diplomat AS di Wina, Kementerian Luar Negeri Austria mengatakan pada hari Sabtu.

Sejak Presiden AS Joe Biden menjabat pada Januari, sekitar dua lusin perwira intelijen, diplomat dan pejabat lainnya di Wina telah melaporkan gejala yang mirip dengan sindrom Havana, menjadikannya hotspot terbesar kedua setelah Havana, majalah New Yorker melaporkan pada Jumat.

Badan Keamanan Nasional (NSA) mengatakan dalam sebuah memo tahun 2014 kepada seorang perwira intelijen yang mengatakan bahwa dia telah menderita gejala yang mungkin terjadi.

Negara bermusuhan yang tidak disebutkan namanya, tempat pejabat itu bepergian pada akhir 1990-an, memiliki senjata sistem gelombang mikro bertenaga tinggi yang mungkin memiliki kemampuan untuk melemahkan, mengintimidasi atau membunuh musuh dari waktu ke waktu dan tanpa meninggalkan bukti.

Memo itu, yang dibacakan oleh Reuters, mengatakan intelijen mengindikasikan bahwa senjata semacam itu "dirancang untuk memandikan tempat tinggal target dalam gelombang mikro, menyebabkan banyak efek fisik, termasuk sistem saraf yang rusak." (Reuters)

TERKINI
Kerusakan Saraf di Punggung, Britney Spears Harus Terapi Akupunktur Setiap Hari Kolabs di Lagu `Florida!!!`, Florence Welch Puji Taylor Swift Membumi di Tengah Ketenarannya Begini Reaksi Charlie Puth Disebut Taylor Swift di Album The Tortured Poets Department Megan Fox dan Machine Gun Kelly Kembali Mesra setelah Putus Tunangan